Energi Mega Persada jual blok migas barunya di Mozambik
Rencana penjualan ini merupakan langkah jangka panjang perseroan.
PT Energi Mega Persada berencana untuk menjual blok migas Buzi di Mozambik, Afrika. Padahal, pertengahan Oktober lalu, manajemen perusahaan mengumumkan telah melakukan kontrak konsesi eksplorasi dan produksi atau Exploration and Production Concession Contract (EPCC) di blok tersebut.
Perusahaan dengan kode emiten ENRG yang masih ada hubungannya dengan Grup Bakrie ini disebut juga sebagai emiten trader situs tambang. "Sudah ada beberapa perusahaan minyak yang tertarik untuk masuk sebagai pembeli," ungkap Direktur Utama ENRG, Imam P. Agustino di Jakarta, Jumat (13/12).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
Namun demikian, Imam enggan menyebut kapan Blok Buzi bakal dijual. Dia hanya mengatakan rencana penjualan ini merupakan rencana jangka panjang. Blok Buzi dulu di akuisisi ENRG senilai USD 175 juta dan sudah bisa memproduksi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari.
Pada tahun 2017, produksi Blok Buzi akan digenjot menjadi sebesar 50 juta kaki kubik per hari mengingat Blok Buzi memiliki cadangan gas produktif yang diperkirakan mencapai 13,4 triliun kaki kubik.
"Ini kan, ekspansi anorganik makanya kami selalu membeli blok yang belum full capacity. Akan kami jual jika harganya sudah bagus, dan kami inginkan setelah penjualan kami tetap menjadi pemegang saham mayoritas," tutur Imam.
Penjualan situs tambang bukan pertama kalinya dilakukan ENRG. Sebelumnya, ENRG juga menjual 10 persen kepemilikan saham ENRG di Blok Masela. Aksi korporasi tersebut membuat laba bersih ENRG semester I 2013 lompat 14 persen lebih menjadi USD 176 juta.