Februari, PLN turunkan tarif 12 golongan termasuk 1.300 VA
Penurunan ini dipengaruhi instrumen mikro ekonomi antara lain, harga minyak dunia, inflasi serta nilai tukar Dollar.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menurunkan tarif dasar listrik per Februari 2016. Dari 37 golongan tarif dasar listrik, hanya 12 golongan yang memakai sistem tarif adjustment atau penyesuaian.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menjelaskan 12 golongan tarif dasar listrik yang mengalami penurunan masuk dalam kategori golongan rendah dan industri menengah ke atas.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
"Per Februari, PLN merubah tarif listrik pada 12 golongan yang tidak memakai tarif subsidi lagi atau yang memakai sistem adjustment. Kedua belas golongan ini yang berkategori golongan rendah seperti rumah tangga 1.300 VA, rumah tangga kecil 2.200 VA, rumah tangga kecil 3.500 VA sampai 5.500 VA dan rumah tangga 6.600 VA ke atas itu mengalami penurunan Rp 17 per KwH, sebelumnya untuk rumah tangga kecil ini per Januari Rp 149 per kWh turun menjadi 1.392 per kWh," kata Benny kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (1/2).
Benny menegaskan untuk konsumen tegangan menengah dan bertegangan tinggi ikut mengalami penurunan tarif sekitar Rp 11 per kWh.
"Kemudian untuk konsumen tegangan menengah tarif B3 dengan daya 200 Kwh ke atas seperti mall, hotel lalu industri menengah itu turun Rp 12 per kwh, jadi besaran Januari 2016 sebelumnya Rp 184 per Kwh turun menjadi turun menjadi Rp 171 per kwh. Kemudian untuk listrik tegangan tinggi dengan tarif i4 dengan daya 35 MVA ke atas turun Rp 11, yang pada sebelumnya Januari 2016 berkisar pada Rp 970 per kwh menjadi Rp 959 per kwh," jelas dia.
Benny menambahkan penurunan ini dipengaruhi instrumen mikro ekonomi antara lain, harga minyak dunia, inflasi serta nilai tukar Dollar. Untuk penurunan tarif ini, PLN merujuk pada perhitungan ekonomi makro Januari 2016.
"Harga Dollar jika dibandingkan Desember dan November 2015, dia naik Rp 13.763 menjadi Rp 13.855, inflasi juga naik dari November 2015 0,71 persen jadi 0,96 persen di Desember 2015. Jadi dua hal pada makro ekonomi nilai tukar rupiah melemah dan nilai besaran inflasi besar atau meningkat tapi harga ICP menurun dan itu cukup besar jadi berdampak pada besaran tarif listrik dalam negeri," pungkas dia.
Baca juga:
PLN merugi jika penyesuaian tarif dilakukan 3 bulan sekali
Belum teraliri listrik, 120.000 rumah di Lebak pakai lampu petromak
Hari ini, pelanggan PLN kembali nikmati penurunan tarif listrik
ESDM target badan usaha listrik EBT terbentuk Februari
Bos PLN sebut listrik di Jakarta dalam masalah serius