Genjot Digitalisasi UMKM, Belanja di Warung Kelontong Kini Bisa Bayar Pakai Linkaja
Nantinya, seluruh toko kelontong yang tergabung dalam SRC akan terdaftar sebagai merchant LinkAja. Kolaborasi itu sekaligus mendukung inklusi keuangan di toko kelontong SRC yang telah dimulai sejak Februari 2021.
PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja dan anak usaha PT HM Sampoerna Tbk, PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) menjalin kerja sama strategis berupa penggunaan aplikasi Mitra LinkAja pada seluruh jaringan toko kelontong SRC di Indonesia dengan menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS).
Nantinya, seluruh toko kelontong yang tergabung dalam SRC akan terdaftar sebagai merchant LinkAja. Kolaborasi itu sekaligus mendukung inklusi keuangan di toko kelontong SRC yang telah dimulai sejak Februari 2021.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja mengatakan, LinkAja dan SRCIS memiliki semangat dan komitmen yang sama untuk memberdayakan ekonomi masyarakat terutama sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sinergi LinkAja bersama SRCIS selaras dengan tujuan, visi dan misi LinkAja untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia, terutama di segmen UMKM, mass dan aspirant market," ujar Haryati dikutip dari Antara, Selasa (6/7).
Saat ini, pihaknya berekspansi secara nasional pada 2021 ke seluruh Indonesia di mana pembayaran menggunakan QRIS di toko kelontong dapat dilakukan dengan mudah langsung dari menu pembayaran di aplikasi LinkAja.
"Sedangkan menu pembayaran tagihan nantinya akan dapat dilakukan di toko kelontong ini antara lain pembayaran token listrik, pembelian pulsa, hingga pembayaran iuran BPJS. Hal ini tentunya juga dapat memberikan kesempatan agar para merchant LinkAja mempunyai potensi penghasilan tambahan dari penjualan kebutuhan esensial sehari-hari tersebut," kata Haryati.
Haryati menambahkan, upaya tersebut juga dilakukan untuk membantu UMKM paham digital dan menularkannya kepada masyarakat secara luas, sehingga masyarakat memiliki pilihan pembayaran yang mudah, cepat dan aman.
Sementara itu, Direktur SRCIS Rima Tanago mengatakan, kerja sama tersebut merupakan komitmen perseroan dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan. "Dengan kerja sama ini, kami berupaya untuk memperkuat ekosistem digital, khususnya layanan keuangan berbasis digital di toko kelontong," ujar Rima.
Dia menambahkan sinergi antara SRCIS dan LinkAja dapat turut membantu meningkatkan literasi digital di bidang layanan keuangan bagi masyarakat. Selain itu, menurut Rima hal ini juga dapat turut meningkatkan pendapatan pemilik toko kelontong dengan berbagai layanan pembayaran yang terdapat pada LinkAja.
Lewat kerja sama tersebut, nantinya seluruh toko kelontong SRC akan dapat menerima pembayaran dengan menggunakan QRIS sehingga konsumen dapat memilih transaksi non tunai.
Pengguna QRIS Tembus 6,3 Juta Merchant
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) merchant pengguna Quick Response Indonesia Standard (QRIS) pada awal 2021 telah mencapai 6,3 juta merchant, didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jumlah tersebut meningkat dari posisi tahun lalu yang tercatat mencapai 5,8 juta merchant pengguna QRIS.
"Dengan terdapatnya QRIS sebagai fasilitas pembayaran digital di 130 ribu toko kelontong masa kini SRC yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, diharapkan dapat mendukung upaya Pemerintah dalam mendorong dan mempercepat digitalisasi UMKM," kata Rima.
Saat ini, menurut Rima, pemerintah tengah mengupayakan pemulihan ekonomi nasional, dengan UMKM sebagai salah satu tulang punggungnya.
Lewat kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Dukungan ini terus diberikan selama lebih dari 13 tahun hadir sebagai pelaku UMKM Indonesia lewat inovasi dan transformasi dengan berorientasi pada pelayanan dan ekonomi kerakyatan.
Salah satu pemilik toko kelontong masa kini SRC di wilayah Jakarta Barat, Heru mengatakan bahwa toko miliknya telah terdaftar sebagai merchant LinkAja.
Pemilik toko dengan nama SRC Sashi Mandiri itu juga memaparkan, transaksi dengan LinkAja dapat digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di toko kelontong, dan juga untuk pembayaran token listrik, pembayaran iuran BPJS, dan pembelian pulsa.
"Selama ini di toko lebih banyak pembayaran tunai sehingga banyak konsumen yang ingin membayar dengan nontunai tidak bisa kami layani. Sekarang dengan kerjasama SRC dan LinkAja, pembeli bisa lebih mudah untuk memilih pembayarannya," ujar Heru.
(mdk/idr)