Gula petani dibeli murah, produksi cenderung turun
Harga pokok pembelian (HPP) gula petani yang saat ini berada di level Rp 9.100 per Kg juga dinilai jauh di bawah biaya produksi petani. Ini membuat petani tidak lagi bergairah untuk menanam tebu.
Rendahnya harga gula di tingkat petani membuat produksi gula di dalam negeri cenderung stagnan, bahkan menurun. Lantaran gula produksinya dihargai di bawah biaya produksi, para petani enggan menambah luas areal tanam tebu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (Agri) Agus Pakpahan mengatakan, pada 2006, margin yang diterima petani tebu bisa mencapai 80 persen. Namun lama-lama margin tersebut terus menurun sehingga tidak bisa lagi dijadikan insentif bagi para petani untuk meningkatkan luas areal tanamnya.
-
Kapan harga gula di Boyolali naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Apa keunggulan pasir kucing wangi yang dijual dengan harga terjangkau? Cub n Kit Scented Cat Litter menawarkan pasir kucing wangi dengan kualitas premium dan harga terjangkau.
-
Kenapa harga sarang walet bisa mahal? Sarang walet menjadi salah satu komoditas alam yang paling berharga, serta simbol kemewahan dan kesehatan yang diakui di seluruh dunia. Kebutuhan Dunia Menariknya, Indonesia merupakan penyumbang terbanyak kebutuhan sarang walet dunia, angkanya mencapai 80 persen.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Insentif itu dari harga. Ilustrasinya, di 2006 itu margin pemasaran yang diterima petani kurang lebih 80 persen, tapi sekarang kecil sekali," ujar dia di Kantor DPN HKTI, Jakarta, Kamis (2/8).
Selain itu, lanjut dia, harga pokok pembelian (HPP) gula petani yang saat ini berada di level Rp 9.100 per Kg juga dinilai jauh di bawah biaya produksi petani. Ini membuat petani tidak lagi bergairah untuk menanam tebu.
"Itu jauh di bawah. Jadi harga Rp 9.100 atau Rp 9.700 itu di bawah biaya produksi, menurut perhitungan UGM, IPB. Makanya kita lihat tren dari 2008 ke sini turun terus (produksi gula dalam negeri), karena luas areal yang ditanami tebu petani berkurang. Kenapa? Karena insentifnya mengecil. Ini sangat rasional," jelas dia.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh perguruan tinggi, harga jual gula di tingkat konsumen seharusnya 1,6 kali lipat dari harga beras. Dengan demikian, harga gula di pasaran seharusnya di patok sekitar Rp 15.000 dan di tingkat petani minimal Rp 10.500.
"Berdasarkan studi, harga gula yang layak itu 1,6 kali harga beras, jadi jatuhnya Rp 15.000 harga di konsumen. Kalau Rp 15.000, harga gula petani bisa dibeli lebih mahal. Ya Rp 10.500 sesuai hitungan dari IPB dan lain-lain," kata dia.
Agus memperkirakan, produksi gula dalam negeri pada tahun ini masih akan sama jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sekitar 2,1 juta ton. Bahkan angka tersebut akan cenderung mengalami penurunan jika masalah harga gula petani tidak segera menjadi perhatian pemerintah.
"Karena gula ini masih didominasi di Jawa, masih tergantung dari petani. Dugaan saya, produksi gula enggak jauh beda dari tahun lalu. Dugaan saya sama atau bahkan menurun, tapi mudah-mudahan tidak jauh beda dengan tahun lalu, 2,1 juta ton," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemerintah gagal revitalisasi, gula Indonesia kalah murah dari produk impor
APTRI: Sebanyak 600.000 ton gula petani belum terjual
Kumpulkan menteri ekonomi, Jokowi beri sinyal hapus PPh bagi petani tebu
Pedagang mengeluh sulit jual gula dengan harga Rp 12.500 per kg
Harga masih bergejolak, kebijakan impor gula diminta dikaji ulang
Bulog dapat tugas beli gula petani seharga Rp 9.700 per Kg