Curhat Produsen Tahu di Purwakarta Keluhkan Harga Kedelai, Pilih Perkecil Ukuran daripada Naikkan harga
Naiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Naiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Curhat Produsen Tahu di Purwakarta Keluhkan Harga Kedelai, Pilih Perkecil Ukuran daripada Naikkan harga
Harga kedelai mengalami kenaikan sejak awal November lalu. Hal ini cukup berdampak kepada para produsen tahu yang memakai kedelai sebagai bahan baku utama.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana toko roti di Jakarta siasati kenaikan harga bahan baku? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan. Produk yang dijual toko itu memiliki ukuran dan harga yang tetap alias tidak terpengaruh dari kenaikan harga bahan baku.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
Nana mengaku dirinya tak ingin kehilangan pelanggan dan harus mengecilkan ukuran tahu buatannya.
Menghindari Kerugian
Kenaikan harga kedelai yang kini mencapai Rp12.700 per kilogram di tingkat penjual membuat para produsen putar otak.
Agar tidak merugi saat tidak menaikkan harga, Nana lebih memilih memperkecil ukuran tahu buatannya.
“Supaya tak merugi sekaligus menghemat biaya produksi, terpaksa kami memperkecil ukurannya," kata dia, Kamis (23/11), mengutip Liputan6.
Terjadi Kenaikan secara bertahap
Dikeluhkan Nana, jika kondisi naiknya harga kacang kedelai di tingkat penjual sudah mulai terasa sejak awal November ini.
Kenaikkannya kemudian terus terjadi secara bertahap, hingga saat ini mencapai Rp800, dari harga sebelumnya Rp11.900.
"Dalam sebulan ini terjadi kenaikan secara bertahap," kata dia
Pilih Tak Menaikkan Harga Jual
Nana selaku produsen memilih untuk tidak menaikkan harga jual tahunya lantaran tak ingin ditinggalkan konsumen.
Jika dirinya menaikkan harga, ia khawatir para pembeli di tempatnya akan protes kenaikkan harga tahu.
"Kalau harganya yang dinaikan, nanti konsumen kami protes. Jadi, ya sudah ukurannya diperkecil saja sedikit," terang Nana.
Konsumen Tak Masalah Ukuran Diperkecil
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga, Sumarni (35) tahun mengakui kaget jika ukuran tahu yang biasa ia beli mengalami perubahan.
Namun, perempuan yang tinggal di Kecamatan Purwakarta Kota itu mengaku tidak keberatan penjual mengubah ukurannya menjadi lebih kecil, asalkan harga jualnya tetap.
"Kalau harganya sih masih sama, sekitar Rp 4.000 per 5 potongnya. Tapi, kalau dilihat-lihat ukurannya lebih kecil dari biasanya," ujar dia.
Ia bersama produsen berharap agar pemerintah bisa turun tangan untuk mengatasi naiknya harga kacang kedelai sebagai salah satu bahan pokok untuk masyarakat. Jangan sampai harga jual kedelai terus merangkak hingga mempersulit produsen dan pembeli tahu.