Ernest Prakasa Capai Puncak Kariernya dan Cetak Sejarah Raih Piala Citra Utama
Tahun ini, Ernest Prakasa berhasil membuat sejarah dengan memenangkan dua penghargaan prestisius di malam puncak FFI.
Tahun ini, Ernest Prakasa berhasil menciptakan sejarah baru dengan mendapatkan dua penghargaan prestisius pada malam puncak Festival Film Indonesia (FFI) yang diadakan di ICE BSD Tangerang pada November 2024.
Penghargaan tersebut adalah Piala Citra untuk kategori utama, yaitu Film Panjang Terbaik, yang diberikan untuk karya sutradara Yandy Laurens, berjudul Jatuh Cinta Seperti di Film-film, serta Piala Antemas.
-
Siapa yang membawa pulang Piala Citra? Selain bawa pulang Piala Citra, Awdella juga bikin heboh dengan foto kece nya yang muncul di Times Square New York!
-
Siapa yang menerima penghargaan Proper Emas? Manager Budidaya Tanaman dan Pusat Penelitian Rempah Sido Muncul, Bambang Supartoko mewakili Irwan Hidayat menerima Proper Emas 2023.
-
Bagaimana Eri Pras meningkatkan popularitas? Kolaborasinya dengan berbagai artis, selebgram, dan influencer semakin meningkatkan popularitas Eri Prasetio di dunia media sosial.
-
Siapa yang berprestasi gemilang? Niquita Juan telah menyelesaikan studinya di IFA Paris, Prancis. Ia meraih gelar wisuda pada tanggal 13 Juli 2023, namun kabar bahagia ini baru diumumkan oleh keluarga pada hari ini, Selasa (8/8). Setelah upacara wisuda, Niquita Juan kini memegang gelar Sarjana (S1) dalam bidang Bisnis Fashion dan Manajemen Prancis dan Eropa.
-
Siapa yang dinobatkan sebagai Ratu Layar Perak? Bahkan pada tahun 1954 ia pernah dinobatkan sebagai Ratu Layar Perak versi sebuah majalah film.
-
Apa yang diraih Praka Ongen? Prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
Perlu diketahui bahwa Piala Antemas merupakan penghargaan yang ditujukan khusus untuk film Indonesia dengan jumlah penonton tertinggi. Ernest Prakasa menerima penghargaan ini melalui filmnya yang berjudul Agak Laen. Menerima kedua penghargaan, yaitu Piala Citra dan Antemas dalam satu malam, membuat Ernest Prakasa sejenak merenung. Ia merasa seolah telah mencapai puncak dari kariernya. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan.
Raih Dua Piala Citra dalam Kategori Naskah
Sebelumnya, Ernest Prakasa telah meraih dua Piala Citra dalam kategori naskah, yaitu untuk Penulis Skenario Asli Terbaik melalui film Cek Toko Sebelah pada tahun 2017 dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik lewat film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan di tahun 2020. Dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan.com, Ernest menyatakan, "Jadi kalau ditanya mau apa lagi nih yang mau dicapai? Aku enggak bisa jawab karena aku sudah merasa mencapai titik tertinggi yang aku mungkin capai itu ya sudah tercapai sebenarnya gitu." Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia merasa puas dengan pencapaiannya dan tidak memiliki ambisi lebih lanjut untuk saat ini.
Keberhasilan Ernest Prakasa dalam dunia perfilman Indonesia mencerminkan dedikasinya dalam menulis naskah yang berkualitas. Dengan dua penghargaan bergengsi yang telah diraihnya, ia menunjukkan bahwa karyanya tidak hanya diterima oleh penonton, tetapi juga diakui oleh para juri dalam ajang penghargaan.
"Jadi kalau ditanya mau apa lagi nih yang mau dicapai? Aku enggak bisa jawab karena aku sudah merasa mencapai titik tertinggi yang aku mungkin capai itu ya sudah tercapai sebenarnya gitu," ungkapnya, menandakan bahwa ia merasa sudah berada di puncak kariernya. Hal ini menjadi inspirasi bagi banyak penulis naskah lainnya di industri film.
Terbaik dan Pemeran
Masih teringat jelas, ia menghadiri FFI dengan harapan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film dapat membawa pulang dua Piala Citra untuk kategori Skenario Asli Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik yang diterima oleh Nirina Zubir. Pada kenyataannya, film tersebut berhasil meraih tujuh piala dari sebelas nominasi yang ada.
“Rasanya surreal, untuk sebuah PH yang baru merilis film pertamanya pada tahun 2022, Ngeri-Ngeri Sedap. Dua tahun kemudian berada di posisi ini tentu rasanya tidak pernah terbayangkan. But then again, kita berusaha untuk enggak lupa daratan,” ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.
Sudah berada di puncak
Ernest Prakasa mengingatkan dirinya untuk tidak terbuai oleh apresiasi penonton dan penghargaan yang diterimanya, agar tetap berpegang pada idealisme, value dalam berkesenian, serta konsistensi dalam berkarya. Meskipun ia merasa telah mencapai puncak kesuksesan, kegelisahan sebagai seorang seniman tetap dijaga. "Aku sudah merasa sudah ada di puncak, sudah sangat berada di puncak. Jadi aku (bisa) berada di sini terus seumur hidup juga sudah more than happy," ungkap Ernest Prakasa.
Namun demikian, ia berkomitmen bahwa rumah produksi Imajinari yang didirikannya bersama Dipa Andika akan terus berproduksi. Pada tahun depan, mereka merencanakan untuk memproduksi dua film baru dan juga mendukung dua proyek lainnya, yaitu Sore, yang merupakan karya sineas Yandy Laurens, serta film musikal Rangga & Cinta. Untuk lebih lengkapnya, simak wawancara eksklusif Liputan6.com bersama Ernest Prakasa melalui tautan di sini.