Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Penyebab panen banyak gagal akibat fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023 dan 2024 masuk kategori Gorila.
Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret
Kenaikan harga beras di pasar membuat masyarakat mengeluh. Kondisi ini pun menjadi perhatian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Amran mengakui saat ini harga beras mengalami kenaikan. Meski demikian, dirinya yakin harga beras akan kembali normal saat masuk musim panen pada Maret.
"Karena kita sekarang menunggu panen pada bulan Maret. Sebentar lagi."
Kata Amran kepada wartawan usai menghaidir Diskusi Kebangsaan di Auditorium Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa (20/2).
Amran mengaku kondisi ini sudah diprediksi sejak awal akibat adanya El Nino. Bahkan, Amran menyebut El Nino yang terjadi pada tahun 2023 dan 2024 masuk kategori Gorila.
"Tingkatan El Nino itu ada tiga yaitu El Nino biasa, super El Nino dan gorilla El Nino. Sekarang yang terjadi adalah gorila El Nino di Indonesia," tuturnya.
Amran mengklaim sejak kembali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober 2023, sudah berkeliling di 15 provinsi untuk melihat dampak El Nino.
"Kami mengecek langsung ini fenomena yang tidak pernah kami temukan dalam sejarah pertanian. Kami tanam di Jawa Tengah, dua minggu langsung hangus atau tidak tumbuh atau tiba-tiba berhenti hujan," sebutnya.
Dengan kondisi ini, Kementerian Pertanian melakukan mitigasi risiko. Saat diangkat kembali menjadi Mentan, dirinya langsung meminta seluruh data seperti iklim, curah hujan, luas tanam, masa tanam.
"Dan setelah saya baca data itu, saya langsung katakan ini berbahaya. Kami dipanggil presiden dan langsung melaporkan, Pak ini Januari, Februari, bahkan Maret akan terjadi short deks (kekurangan)," kata Amran.
Terpaksa Setuju Impor Beras
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. Ia menyebut berdasarkan data secara umum, Indonsia akan kekurangan pangan.
"Kami paling gentol dulu menolak impor. Tapi dengan membaca data secara umum ini kita kekurangan pangan," ungkapnya.
Di depan mahasiswa dan dosen Unhas Makassar, Amran mengaku pernah meminta data kepada Dirjen di Kementan soal produksi pangan. Ia mengungkapkan sebelum dirinya menjabat, Kementan hanya mampu produksi pangan pada 500 ribu hektare lahan pertanian.
"Standar tanam per bulan kalau mau terpenuhi (pangan) penduduk Indonesia dengan 270 juta penduduk, itu harus tanam satu juta hektare. Tanam hanya separuh, saya tanya kepada Pak Dirjen (penyebabnya), dia jawab karena kekeringan," sebutnya.
Amran mengaku produksi pertanian pada Desember 2023 sempat meningkat menjadi 1,1 juta hektare. Bahkan, pada Januari 2024, sebanyak 1,7 hektare berhasil panen.
"Tiba-tiba, (Februari 2024) kita lihat grafik yang mengalami penurunan ini 800 ribu (hektare) tidak tercapai," bebernya.
Amran juga mengungkapkan permasalahan pertanian di Indonesia, karena minimnya pupuk subsidi kepada petani. Ia menyebut pada tahun 2024, Kementan hanya menyiapkan 4,5 juta ton pupuk subsidi.
"Dulu 9,5 juta ton pupuk untuk pangan, tiba-tiba turun menjadi separuh atau 4,7 juta ton pada tahun 2024. Saya ilustrasikan misalnya dalam ruangan ini ada 600 orang, tapi karena krisis sehingga makannya hanya 300 orang saja. Sementara 300 orang lainnya puasa saja dulu. Itu analoginya," sebutnya.
Karena minimnya pupuk subsidi, Amran langsung menghadap ke Presiden Joko Widodo. Ia mengaku meminta tambahan anggaran untuk pengadaan pupuk subsidi bagi petani.
"Saya sampaikan bahwa petani minta pupuk dan beliau dengan spontan mengatakan tambah Rp14 triliun. Untuk itulah kita tambahkan pupuk subsidi sekarang," bebernya.
Amran mengaku pada tahun 2024, Kementan menargetkan produksi pertanian mencapai 32 juta ton.
"32 (juta ton) menuju. Minimal 32 juta ton," pungkasnya.