Harga Gas Elpiji 12 Kg Tembus Rp180.000, Ini Penjelasan Pertamina
Harga gas LPG 12 Kilogram (Kg) mengalami kenaikan harga. Pantauan merdeka.com, di tingkat pengecer kenaikan mencapai Rp170.000 hingga Rp180.000 per tabung tergantung wilayah. Di Bekasi misalnya, kenaikan bright gas 12 Kg, mencapai Rp175.000.
Harga gas LPG 12 Kilogram (Kg) mengalami kenaikan harga. Pantauan merdeka.com, di tingkat pengecer kenaikan mencapai Rp170.000 hingga Rp180.000 per tabung tergantung wilayah. Di Bekasi misalnya, kenaikan bright gas 12 Kg, mencapai Rp175.000.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, alasan kenaikan harga gas non subsidi tersebut. Menurutnya, Pertamina menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
-
Berapa banyak LPG 3 kg yang ditambahkan Pertamina? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
"Di mana pada November 2021 mencapai USD 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021," kata Irto kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (4/1).
Baca juga:
Pemerintah Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM Hingga Listrik Saat Nataru
Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Saat Natal dan Tahun Baru
Polisi Bongkar Penjualan 450 Tabung Elpiji Bersubsidi Tanpa Izin
Gunung Semeru Erupsi, Pasokan BBM dan LPG di Lumajang Dipastikan Aman
Irto melanjutkan, penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan 2017. Sementara itu, harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu.
Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600 hingga Rp 2.600 per Kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG kedepan serta menciptakan fairness harga antar daerah.
Adapun harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per Kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 per Kg, Filipina sekitar Rp 26.000 per Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000 per Kg.
"Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," kata Irto.
Dipicu Depresiasi Nilai Tukar
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan selain kenaikan harga gas CP Aramco, penyebab lain kenaikan harga gas non subsidi adalah depresiasi nilai tukar. Di mana, sejak 2017 depresiasi nilai tukar cukup dalam.
"Sejak 2017 tidak pernah ada kenaikan harga LPG NPSO. Padahal, harga CP Aramco sudah mengalami kenaikan 78 persen dari sejak harga 2017. Selain itu, sepanjang 2017 sampai sekarang mata uang rupiah kita terdepresiasi cukup dalam terhadap dollar AS," katanya kepada merdeka.com.
Adapun Pertamina akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran. Untuk informasi selanjutnya, masyarakat dapat menghubungi Pertamina call center 135.
(mdk/azz)