Harga komoditas tinggi bikin Indonesia sulit wujudkan pangan berkeadilan
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, Indonesia masih dihadapkan pada banyak kendala untuk mewujudkan kondisi pangan berkeadilan. Tingginya harga komoditas pangan membuatnya sulit dijangkau untuk sebagian kalangan.
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, Indonesia masih dihadapkan pada banyak kendala untuk mewujudkan kondisi pangan berkeadilan. Tingginya harga komoditas pangan membuatnya sulit dijangkau untuk sebagian kalangan.
Dia menjelaskan, harga komoditas pangan di Indonesia seperti beras, daging sapi, telur ayam, susu dan garam lebih mahal dari negara tetangga. Kondisi ini disebabkan proses distribusi bahan pokok yang belum tertata dengan baik.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana kue pukis pandan biasanya dijual? Selain itu, olahan kue pukis ini juga bisa ide jualan yang menarik dan menguntungkan.
-
Kenapa banyak warganet bercanda tentang harga bawang? Banyak warganet bercanda bahwa jika harga bawang naik, mungkin itu karena David Beckham yang menanamnya.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa mahalnya harga pangan jadi penghalang untuk makan sehat? Tekanan inflasi berdampak naiknya harga pangan. Namun kondisi ini tidak menjadi penghalang untuk makan makanan sehat.
"Tingginya harga disebabkan belum optimalnya pasokan bahan pokok tersebut," kata Hizkia, dalam sebuah diskusi, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (14/8).
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah diimbau melonggarkan restriksi (pembatasan) perdagangan internasional. Dengan memanfaatkan Kerangka kerja sama yang sudah ada, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area agreement, dan berbagai perjanjian perdagangan bilateral lainnya.
"Mengingat rantai distribusinya yang lebih pendek dan harganya yang lebih murah, maka sudah saatnya perdagangan internasional lebih dioptimalkan untuk mencapai ketahanan pangan," tuturnya.
Indonesia perlu menjadi bagian dari mata rantai nilai (supply value chain), regional maupun global, untuk menurunkan biaya pengadaan komoditas pangan yang diperlukan. "Dengan cara inilah harga bahan pangan bagi konsumen dapat ditekan," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ini usulan pengusaha soal wacana pembentukan Perpres Persusuan Nasional
Tanah Papua berpotensi besar jadi pengembang komoditas sayuran
Sejak 2015, tren impor pangan RI terus meningkat hingga 10 persen
5 Cerita fantastis Mentan Amran soal terwujudnya swasembada pangan di era Jokowi
Pakai teknologi terkini, mesin pertanian karya anak bangsa tak kalah dari milik asing