Harga minyak dunia terus merosot, ekonomi Arab Saudi terancam
Arab Saudi menerbitkan surat utang untuk menutupi defisit anggaran.
Merosotnya harga minyak dunia menghantam perekonomian Arab Saudi. Pendapatan negara dari penjualan minyak terus merosot, sedangkan pembiayaan tetap tinggi. Bahkan untuk menutupi defisit anggaran, Arab Saudi telah meminjam uang atau menambah utang sebesar USD 4 miliar melalui penerbitan obligasi pada tahun lalu.
Obligasi yang diterbitkan pemerintah Arab ini adalah yang pertama dalam 8 tahun terakhir, dan merupakan upaya untuk mempertahankan tingkat belanja publik karena harga minyak merosot.
-
Mengapa hasil imbang melawan Arab Saudi dianggap berharga? "Timnas Indonesia menunjukkan perjuangan yang luar biasa," kata Erick Thohir di akun Instagram-nya. Dia juga menambahkan, "Ini adalah poin berharga dari markas Arab Saudi, yang menduduki peringkat ke-56 FIFA dan sering tampil di Piala Dunia."
-
Apa yang diraih Timnas Indonesia di markas Arab Saudi? Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, merasa sangat senang. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan Skuad Garuda meraih poin di markas Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Kenapa Timnas Indonesia ke Arab Saudi? Sebagian anggota Timnas Indonesia telah tiba di Arab Saudi menjelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Senin pagi, 2 September 2024, waktu setempat.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
Gubernur Badan Moneter Arab Saudi, Fahad al-Mubarak mengatakan, pemerintah akan menggunakan kombinasi obligasi dan cadangan devisa untuk mempertahankan pengeluaran dan menutupi defisit keuangan yang akan lebih besar dari yang diharapkan.
"Kami berharap ada peningkatan pinjaman untuk saat ini," katanya seperti dilansir dari CNBC di Jakarta, Kamis (16/7).
Analis memperkirakan, defisit anggaran di Arab Saudi akan menyentuh angka USD 130 miliar tahun ini. Pemerintah belum pernah mengeluarkan obligasi sejak 2007 silam dan akhirnya menggerus cadangan devisa. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pengeluaran negara untuk proyek khusus.
Selain itu, pembayaran bonus untuk pegawai negeri dan militer Saudi diakui akan menambah berat perekonomian Arab Saudi. Kas negara akan terus tergerus.
Untuk memenuhi kebutuhan belanja yang direncanakan, Arab Saudi membutuhkan harga minyak dunia USD 105 per barel. Sedangkan rata-rata harga minyak dunia saat ini hanya USD 58 per barel. "Jika bisnis pemerintah terus seperti ini maka akan menguras cadangan lenhi cepat dari yang diharapkan," ucap Direktur Ashmore Group Ltd untuk Timur Tengah, John Sfakianakis.
Analis pada awalnya meragukan pemerintah Arab Saudi akan menambah utang untuk menutupi defisit keuangan. Arab Saudi diperkirakan akan menghindari keadaan yang membahayakan kas negara yang terjadi 1990-an, di mana utang luar negeri sempat meningkat menjadi 100 persen dari PDB. Kini utang luar negeri Arab Saudi sudah turun menjadi 1,6 persen dari PDB.
Sebelumnya, harga minyak dunia diprediksi akan terus anjlok hingga 2016 mendatang. Pasalnya, pasokan minyak dunia terus bertambah dan permintaan sedang menurun. Selain itu, Iran disebut juga akan mulai menjual minyak mentah di pasaran.
Iran telah mengisyaratkan niatnya untuk kembali ke pasar minyak dan ditulis dalam artikel di kementerian ESDM Iran. "Kami akan mencoba untuk memaksimalkan kapasitas ekspor minyak mentah ke Eropa," isi kutipan Pemerintah Iran.
Jika Iran resmi masuk ke pasar minyak dunia, bagaimana pergerakan harga minyak?
Para analis menyarankan agar investor dan dunia lebih melihat pada harga minyak mentah 2016 mendatang, dan kemungkinan akan jauh lebih rendah dari sekarang.
Tahun ini saja, pasokan minyak mentah sudah melimpah dan permintaan terus turun yang membuat harga terus anjlok. Kesepakatan nuklir Iran bisa membahayakan karena akan lebih banyak minyak mentah di pasaran. Selain itu, OPEC juga terus meningkatkan pasokan dalam rangka mendapatkan pangsa pasar.
"Pada saat kelebihan pasokan minyak, OPEC akan mencari pasar. Ketidakseimbangan pasar akan menekan harga minyak, tidak hanya sepuluh bulan ke depan tapi untuk medium term," ucap analis gas dan minyak Natixis, Abishek Deshpande.
(mdk/idr)