Harga singkong anjlok parah diduga karena maraknya tepung impor
Sejumlah petani singkong di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur enggan memanen singkong gajah akibat harga bahan baku tepung ini yang anjlok hingga titik terendah yaitu Rp 450 per kilogram.
Sejumlah petani singkong di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur enggan memanen singkong gajah akibat harga bahan baku tepung ini yang anjlok hingga titik terendah yaitu Rp 450 per kilogram.
"Harga itu jauh dari ambang batas normal harga singkong yang sebelumnya sempat di kisaran Rp 1.200 per kilogram," kata petani singkong organik di Tulungagung, Imbang Sunardi, Senin (24/7).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana kue pukis pandan biasanya dijual? Selain itu, olahan kue pukis ini juga bisa ide jualan yang menarik dan menguntungkan.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
Bersama beberapa koleganya, Imbang mengaku memiliki bisnis pertanian singkong seluas 25 hektare di wilayah Tulungagung selatan. Namun akibat harga jenis ubi-ubian tersebut selama 1,5 tahun terakhir, Imbang mengaku memilih tidak memanen singkong gajah miliknya, meski telah memasuki masa panen umur delapan bulan.
"Harga itu untuk ganti ongkos buruh panen dan angkutan dari lokasi ke titik distribusi penjualan saja tidak cukup. Mending dibiarkan saja sambil menunggu harga membaik," ujarnya.
Senada dengan Imbang, petani singkong gajah lain bernama Herman juga mengeluhkan hal serupa. Tanaman singkong gajah miliknya seluas 12 hektare di daerah Sidem, Tulungagung saat ini hanya dipanen separuhnya saja, dipilih tanaman yang lokasinya dekat akses jalan.
"Sisanya tidak dipanen karena hitung-hitungannya tidak masuk, besar pasak dari pada tiang alias merugi," katanya.
Keduanya mengaku tidak tahu persis penyebab jatuhnya harga singkong yang berkepanjangan tersebut. Namun, Herman dan Imbang Sunardi berspekulasi bahwa kondisi tidak menguntungkan tersebut diduga dipicu oleh membanjirnya tepung serta ketela impor dari beberapa negara Asia Tenggara lain, seperti Vietnam dan Thailand.
"Beberapa pabrikan tepung nasional juga gulung tikar akibat tidak ada pasokan singkong. Petani enggan panen dan kirim singkong jika harga tidak menguntungkan," kata Herman.
Masalah-masalah yang dihadapi petani singkong sempat disampaikan paguyupan petani se-Tulungagung saat bertemu anggota DPR RI Eva Sundari, maupun sejumlah pejabat kementerian dan pemangku kepentingan lain untuk dibantu agar harga singkong kembali membaik dan stabil.
"Semua upaya itu tidak membuahkan hasil. Solusi yang mungkin sebenarnya dengan membangun industri hilir di pengolahannya, namun itu butuh investasi besar, pemerintah daerah juga tidak punya opsi solusi soal ini," ujar Imbang.
Imbang dan Herman selama ini mengirim singkong hasil panen dan pengepulan mereka dari petani-petani kecil lain ke pabrikan singkong di Ponorogo, Jawa Timur.
Namun semenjak harga terus jatuh hingga level Rp 450 per kilogram, mereka berhenti panen dan memilih membiarkan tanaman singkong terus tumbuh liar. "Nanti kalau sudah ada tanda-tanda harga membaik kami akan tanam lagi," ujarnya.
Baca juga:
4 Ambisi pemerintah Jokowi di sektor pertanian jadi nomor 1 di dunia
Swasembada pangan Jokowi-JK masih jauh panggang dari api
Risiko dihadapi petani Indonesia, termasuk ancaman perubahan iklim
Ambisi Pemerintah Jokowi pangkas 14 tahun target swasembada bawang
Pemerintah sunat 14 tahun target swasembada bawang putih jadi 2019