Hati-Hati, Saldo Tak Cukup saat Melintas di Tol Tanpa Sentuh Bisa Didenda
Pemerintah menyiapkan denda saat menerapkan MLFF. Besarannya, saat ini masih dikaji. Yang jelas, menurut Ali, denda disesuaikan dengan kemampuan masyarakat untuk membayar.
Pemerintah menyatakan keseriusan untuk menerapkan teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) di ruas tol Indonesia. Nantinya, pengendara tidak lagi men-tap kartu uang elektronik pada gerbang dan bisa melaju seperti biasa. Pembayaran tol nantinya akan dilakukan melalui aplikasi.
Dengan menggunakan aplikasi, pengendara dapat langsung keluar tol tanpa harus berhenti beberapa waktu untuk melakukan transaksi.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Mengapa Entong Tolo merampok? Merujuk Indonesia.go.id, sebenarnya Entong Tolo sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Ia biasa berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun kebijakan kolonial membuat ia dan banyak keluarga miskin lain semakin menderita.
-
Kapan Entong Tolo mulai merampok? “Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Siapa yang melakukan pelanggaran di tol? Branch Manager Ruas Tol Prabumulih PT Hutama Karya (Persero) Syamsu Rijal mengakui telah terjadi pelanggaran kendaraan memutar balik di bawah jembatan interchange KM 82 Tol Indraprabu.
-
Bagaimana pengelola tol merespon kejadian tersebut? Pascakejadian tersebut, pengelola tol terus meningkatkan patroli di setiap ruas terkhusus di sekitar interchange Prabumulih agar tidak terjadi lagi pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan.
-
Dimana peristiwa melawan arah di tol terjadi? Peristiwa itu ternyata terjadi di jalur Tol Indralaya-Prabumulih (Indraprabu), Sumatera Selatan.
Lalu, bagaimana jika saldo pengendara tidak mencukupi selama melintas di ruas tol?
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BPJT, Ali Rachmadi mengatakan, jika saldo pengendara kurang masih ada kesempatan selama 2 hari untuk mengisi ulang saldo.
"Jika saldo kurang, masih ada kesempatan untuk men-top up, ada waktu dua kali 24 jam untuk top up. Begitu dia keluar dari lokasi jalan tol dia masih punya kesempatan 48 jam untuk men-top up," ujar Ali dalam diskusi publik mengenai Peluang dan Tantangan Implementasi Sistem Bayar Tol Tanpa Henti, di Jakarta, Selasa (7/2).
Saat pengendara mengisi ulang saldo pada aplikasi, secara otomatis saldo akan terpotong sesuai dengan ruas tol yang dilewati.
Dia menambahkan, pihaknya juga menyiapkan denda saat menerapkan MLFF. Besarannya, saat ini masih dikaji. Yang jelas, menurut Ali, denda disesuaikan dengan kemampuan masyarakat untuk membayar.
"Tahap pertama adalah denda satu kali masanya 48 jam kurang lebih 2 hari, begitu lebih dari 2 hari menjelang ke 10 hari itu sampai 3 kali lipatnya, setelah di atas 10 hari baru kita lakukan denda maksimal 10 kali lipat," ucapnya.
Pada MLFF ini, pengendara diminta mengunduh aplikasi CANTAS. Setelah mengunduh, masyarakat bisa melakukan registrasi pada aplikasi tersebut. Setidaknya, pengguna perlu memasukkan informasi mengenai plat nomor kendaraan yang dipakai.
Kendati demikian, rincian mengenai data yang perlu dimasukkan masih akan disempurnakan kemudian sejalan dengan proses uji coba internal yang dilakukan.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menjelaskan, dengan menggunakan sistem MLFF maka sistem transaksi tol akan lebih cepat karena pengguna tidak perlu lagi berhenti untuk menempelkan kartu elektronik, sehingga antrean di gerbang tol tidak ada lagi. Selain itu, MLFF membuat biaya operasional pengumpulan tol semakinefisien.
"Nanti untuk melintasi jalan tol, pengguna cukup mengunduh aplikasi Cantas dan melakukan registrasi, serta memastikan saldo tersedia. Karena akan ada Gantry yang akan mengawasi kendaraan di beberapa titik di ruas tol agar tidak ada pelanggaran," jelasnya.
(mdk/idr)