Hemat devisa negara, Pindad minta TNI beli alat militer dalam negeri
Pindad terus meningkatkan layanan purna jual.
Direktur Utama PT Pindad (persero), Silmy karim mendorong Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membeli dan menggunakan produk militer dalam negeri khususnya pabrikan asal Bandung itu.
Menurut silmy, layanan purna jual serta pengembangan produk kendaraan tempur Pindad terus mengalami peningkatan. Apalagi, saat ini puluhan kendaraan berat sedang dalam proses perakitan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
"Kemudian lagi meningkatkan layanan purna jual pada produk-produk seperti tank masa lampau seperti Leopard kita perbaiki maintenance. Kita produksi Leopard dari pabrik ini jumlahnya 26, dan saat ini siap upgrade dengan label-label tertentu," katanya kepada wartawan di Karawang, Jumat (28/1).
Pihaknya berharap agar TNI membeli persenjataan melalui Pindad. Selain lebih efisien, pembelian dalam negeri akan menghemat devisa negara.
"Dengan meningkatnya layanan Pindad kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat menghemat devisa, lalu kemudian meningkatkan kesiapan senjata-senjata kita," tuturnya.
"Sekarang kalau kita beli impor lalu rusak kita harus undang si penjual harus terus sediakan anggaran, lalu negara punya enggak? Nah kalau Pindad dalam negeri yah sudah berangkat saja dulu, benerin dulu, itu kan urusan belakang yah," klaimnya.
"Jadi sudah memang tugas kita untuk terus meningkatkan kesiapan kita dalam sektor Alutsista yah," tuturnya.
(mdk/idr)