Hikmah Pandemi Covid-19, Jokowi Senang Anak Buahnya Jadi Kerja Lebih Keras
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil hikmah dari pandemi Covid-19 yang telah memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Dia menilai, wabah tersebut seolah memaksa seluruh pihak bekerja keras menghadapi suatu tantangan yang benar-benar baru.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil hikmah dari pandemi Covid-19 yang telah memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Dia menilai, wabah tersebut seolah memaksa seluruh pihak bekerja keras menghadapi suatu tantangan yang benar-benar baru.
"Sebuah tantangan yang sangat berat, sebuah persoalan yang sangat-sangat berat yang kita hadapi saat itu. Tidak ada standarnya, tidak ada pakemnya, karena memang kita semuanya belum memiliki pengalaman dalam menangani pandemi ini," kata Jokowi dalam Rakornas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Padahal, pemerintah mendapat tekanan dari berbagai sisi. Mulai dari tuntutan pembatasan sosial, hingga negara dipaksa untuk memproduksi alat pelindung diri (APD). Namun, Jokowi bersyukur bahwa manajemen makro dan mikro yang dilakukan timnya betul-betul sangat efektif.
"Saya melihat semuanya kita bekerja, karena tertekan oleh persoalan, tertekan oleh masalah, semuanya bekerja. Itu yang tidak saya lihat sebelum-sebelumnya. Jadi ini sebagai pengalaman, ternyata kalau kita pengen semua ini bekerja, memang harus ditekan dulu. Ditekan oleh persoalan, ditekan oleh problem, ditekan oleh tantangan," ucapnya.
Contoh lainnya, Presiden menceritakan proses penentuan lokcdown atau tidak guna membatasi penyebaran pandemi Covid-19. Menurutnya, bila pemerintah kala itu ambil keputusan salah, maka dampaknya akan sangat besar untuk perekonomian hingga hari ini.
"Saya semedi tiga hari untuk memutuskan apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini. Pada saat yang sama, diteken juga dari sisi ekonomi. Bayangkan, pendapatan/penerimaan negara anjlok 16 persen. Padahal belanja harus naik 12 persen, gimana coba?" paparnya.
Selain itu, melakukan manajemen gas dan rem juga bukan sesuatu yang mudah. Begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh. Tetap begitu gasnya terlalu kencang, angka penyebaran pandeminya juga bisa naik.
"Kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara. Tidak mudah. Tetapi, yang paling sangat mendukung adalah partisipasi masyarakat yang begitu sangat besar dalam menangani pandemi dan ekonomi kita. Ini lah yang harus kita apresiasi, kita hargai, karena semua memberi dukungan, dunia usaha, masyarakat di bawah, semuanya bergerak," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Selain Bangkrut, Ini Alasan Lain Banyak Hotel di Bali Dijual
Laporan BPS: 3.216 Hotel Tutup Akibat Pandemi Covid-19
Percepat Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi, Pemkab Temanggung Rencanakan Program Ini
Covid-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia, Masyarakat Diminta Waspada
Sejak Pandemi, Angka Kelaparan di Dunia Meningkat 46 Juta Orang
Kuartal II-2022, Aset Industri Asuransi Tumbuh 13,2 Persen