Hipmi minta pemerintah basmi mafia gas
Harga gas untuk industri di Indonesia mencapai USD 9 hingga 14 per MMbtu.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta pemerintah mengusut dugaan keterlibatan mafia yang membuat harga gas melambung tinggi. Hal ini membuat industri nasional susah bersaing.
"Kami meminta pemerintah mengusut siapa di balik tingginya harga gas ini," kata Ketua Bidang Energi Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Andhika Anindyaguna seperti dilansir Antara, Selasa (6/9).
-
Apa peran gas bumi di era transisi energi? Sektor hilir migas memiliki peranan penting di era transisi ekonomi, salah satunya yang terkait dengan pengoptimalan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik.
-
Bagaimana semburan gas di Bogor terjadi? Semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat. Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Kapan semburan gas itu terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
Menurutnya, ada dugaan harta gas tersandera mafia karena meski Indonesia tercatat sebagai produsen, tetapi harga gas di Tanah Air jauh lebih mahal dibanding harga gas dari negara-negara pengimpor gas dari Indonesia.
Andhika mengatakan harga gas di sisi hulu hanya sekitar USD 4 per MMbtu. Namun, gas yang dijual ke industri saat ini bisa dua kali lipat dan dapat mencapai hingga USD 9 per MMbtu.
Tak hanya itu, lanjutnya, indikasi keterlibatan mafia gas semakin kuat. Sebab, walaupun sejak September 2015, pemerintah telah berjanji akan menurunkan harga gas, namun hingga saat ini hal tersebut belum juga teralisasi.
"Negara-negara tetangga tersebut menjual gas USD 4-5 per MMbtu di Singapura, sedangkan di Indonesia lebih mahal berkisar USD 9 hingga USD 14 per MMbtu," katanya.
Mahalnya harga gas ini membuat daya saing industri melemah. Di Industri keramik misalnya, harga gas berkontribusi hingga 25 persen atas biaya produksi, disusul industri kaca dan botol, makanan dan minuman, kertas, baja, tekstil dan bahkan industri pupuk hingga 70 persen.
Untuk itu, melambungnya harga gas dan energi akan mengancam program industrilisasi nasional. Tingginya harga tersebut dinilai juga membuat minat investasi di dalam negeri dapat melemah.
"Kita perlu menjaga minat investasi yang sudah mulai tumbuh," pungkas Andhika.
Sebelumnya, Pemerintah mengungkapkan harga gas di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan di negara-negara tetangga seperti Singapura. Saat ini, harga gas industri di Indonesia hampir mencapai USD 8-10 per million metric british thermal unit (MMbtu)
Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan mengatakan harga ini dua kali lipat lebih mahal dibanding negara tetangga seperti Singapura yang hanya sebesar USD 4 per MMbtu. Padahal, Singapura impor gas dari Indonesia.
Ekonom UI Faisal Basri mengatakan pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi. Akan tetapi, Perpres itu menimbulkan banyak masalah baru. Perpres menetapkan penurunan harga gas yang berlaku surut sejak Januari 2016.
Menurutnya, permasalahan harga gas ini disebabkan banyaknya pemburu rente gas atau trader bermodal kertas. Bahkan, dia memperkirakan terdapat 60 trader gas atau calo gas yang berbisnis tanpa memiliki infrastruktur gas bumi.
"Bertahun-tahun praktek bisnis gas tidak sehat tanpa penyelesaian yang menohok ke akar masalah. Salah satu akar masalah utama adalah bisnis gas dijadikan bancakan oleh para pemburu rente," ujar Faisal dalam blog pribadinya di Jakarta, Jumat (2/9).
Selain itu, dia menduga mahalnya harga gas di Indonesia lantaran perusahaan pemasok gas tak langsung menjual ke pembeli utama. Hal ini pernah terjadi di anak usaha Pertamina, PT Pertamina Gas (Pertagas).
Dalam laporan BPH Migas tahun 2014, Pertagas hanya menjual langsung gas kepada dua pengguna akhir, yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Persero) dan pabrik keramik PT Arwana AK. Selebihnya dijual kepada 19 trader.
Baca juga:
Faisal Basri ungkap penyebab harga gas RI lebih mahal dari Singapura
Menperin: Kita pelajari harga gas RI lebih mahal dibanding Singapura
Pengusaha keluhkan harga gas RI lebih mahal dibanding Singapura
Serikat pekerja PGN tolak holding BUMN energi
Hingga 2019, PGN berniat tambah 60 SPBG di 8 kota
Pemerintah diminta kembangkan PGN dibanding holding energi
Pemerintah sebut harga gas mahal bikin industri tak kompetitif