Impor BBM jadi penyebab defisit transaksi berjalan dan Rupiah melemah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan impor bahan bakar merupakan penyebab dominan dari defisit current account dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan impor bahan bakar merupakan penyebab dominan dari defisit current account dan depresiasi nilai tukar rupiah.
"Jadi impor bahan bakar adalah alasan kenapa kita mengalami masalah defisit transaksi berjalan dan masalah kenapa kita alami rupiah selalu di bawah tekanan," kata dia, dalam sambutan, di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa (30/10).
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kenapa BBNKB II dan pajak progresif dihapus di beberapa provinsi? Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) II dan pajak progresif akan dihapus di beberapa provinsi sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya pasal 74.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Mengapa Nyi Mas Gamparan melawan Belanda di Banten? Ia tak ingin warga Banten diremehkan oleh bangsa asing, terlebih kesewenang-wenangan Belanda yang menyiksa masyarakat Banten.
"Malaysia atau Thailand juga mengalaminya tapi mereka lebih baik di neraca perdagangan mereka," lanjut dia.
Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan, jika menilik komposisi impor, maka sebagian besar merupakan impor migas atau bahan bakar. "Jika kita lihat struktur impor didominasi oleh impor migas," jelasnya.
Dia mengatakan, berbagai kebijakan untuk meningkatkan ekspor perlu dilakukan sebagai upaya mengatasi defisit neraca perdagangan. Namun, rencana jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan berupaya menekan impor.
"Meningkatkan ekspor tidak mudah. Apa yang harus kita lakukan adalah mengurangi impor," ujarnya.
Salah satu upaya menekan impor bahan bakar menurut Bambang dapat dilakukan dengan membangun fasilitas refinery. "Untuk jangka pendek pertanyaannya kenapa impor bahan bakar banyak, karena kita tidak punya cukup refinery. Butuh kesediaan politik dan juga kesediaan bisnis," kata dia.
Fasilitas refinery kata dia juga akan membantu Indonesia untuk mengembangkan BBM berstandar Euro 4 yang lebih ramah lingkungan. "Indonesia belum membangun kilang minyak baru selama 10 tahun terakhir. Kemampuan produksi BBM dari kilang-kilang minyak eksisting juga terus menurun," ungkapnya.
"Total kapasitas kilang minyak Indonesia sebesar 1,169 juta barel per hari/MMBCD. Standar kilang minyak eksisting tersebut pun mayoritas masih pada klasiükasi Euro 2," tandasnya.
Baca juga:
BI prediksi defisit transaksi berjalan 2019 di bawah 2,5 persen
Atasi defisit transaksi berjalan, Indonesia wajib ramah investasi asing
Strategi kurangi defisit transaksi berjalan versi UOB Indonesia
Defisit transaksi berjalan sektor jasa tak bisa diselesaikan pemerintah sejak era SBY
Hingga September 2018, BI sudah naikkan suku bunga acuan 150 bps