INACA desak pemerintah segera bangun bandara dekat Jakarta
Halim diprediksi hanya mampu bertahan lima tahun melayani penerbangan komersial berjadwal.
Asosiasi maskapai penerbangan komersial Indonesia (INACA) mendesak pemerintah untuk segera membangun bandara baru yang bisa menunjang Soekarno-Hatta, Cengkareng. Bandara Halim Perdanakusuma yang saat ini digunakan dinilai hanya mampu sesaat mengurangi kepadatan di Soekarno-Hatta.
Ketua Penerbangan Berjadwal INACA Bayu Sutanto mengingatkan, ibu kota di banyak negara minimal memiliki dua bandara. Satu bandara untuk melayani penerbangan internasional, sedangkan yang lain melayani rute-rute domestik.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Di mana bandara Lolak berada? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Kapan Bandara Ngebul di Salatiga mulai ramai? Disebutkan bahwa pendaratan itu banyak berlangsung di medio 1940-an.
-
Kenapa bandara Ngebul di Salatiga jadi ramai? Adanya bandara Ngebul membuat langit Kota Salatiga jadi ramai lalu lalang berbagai jenis pesawat.
-
Apa saja yang menjadi dampak dari banjir bandang di Sumatera Barat? Bencana itu telah menelan korban jiwa sebanyak 67 warganya. Ribuan orang mengungsi. Sejumlah ruas jalan, termasuk jalan, nasional juga masih terputus akibat kejadian itu.
"Di luar negeri itu sudah biasa lah ada second airport untuk ibu kota. Di Thailand itu ada Suvarnabhumi dan Don Muang, di Tokyo ada Narita, Haneda. Memang harus beda-beda," ujarnya saat ditemui di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (5/2).
Bayu heran mengapa pemerintah ngotot memaksakan Halim untuk melayani penerbangan komersial berjadwal. Pasalnya, sejak 1985, Halim sudah didesain hanya untuk keperluan penerbangan militer.
Atas dasar itu, dia menilai wajar jika pemanfaatan Halim tidak juga mengurangi kepadatan Soekarno-Hatta. "Bagaimana bisa membantu, kalau Halim ini 20 tahun enggak ada perubahan fasilitas," ungkap Bayu.
Menurutnya, Halim hanya mampu bertahan lima tahun menjalankan fungsinya seperti sekarang ini dengan baik. "Jadi segera dilakukan saja, apakah itu menambah runway ketiga di Soekarno-Hatta, atau menambah airport baru," kata Bayu.
Ketua Penerbangan Non-Jadwal INACA Denon Prawiraatmadja memperkirakan masalah kepadatan di Soekarno Hatta akan menular ke Halim. Selain maskapai penerbangan berjadwal, Halim juga melayani 24 perusahaan pesawat sewaan.
"Halim tak memiliki landasan taxi paralel. Jadi kalau pesawat landing, dia harus balik lagi. Seharusnya ada tahapan-tahapan pengembangan dulu, sampai Halim ini optimal memenuhi pelimpahan dari Cengkareng," ungkapnya.
(mdk/yud)