Indef Beberkan Perbedaan Utang Era SBY dan Jokowi
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian, membeberkan perbedaan utang publik pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo Jokowi. Perbedaan signifikan terletak pada asal penarikan utang.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian, membeberkan perbedaan utang publik pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo Jokowi. Perbedaan signifikan terletak pada asal penarikan utang.
"Berdasarkan data CEIC, Pak SBY cenderung seimbang antara utang luar negeri dan utang dalam negeri. Sementara itu Pak Jokowi cenderung mengandalkan utang dalam negeri," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (24/3).
-
Kapan Uje meninggal? Kiprah ustaz gaul ini hanya bertahan hingga usia 40 tahun. Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah.
-
Apa yang dimaksud dengan Ngubyag? Dalam bahasa Sunda, Ngubyag sendiri merupakan tradisi menangkap ikan secara tradisional di sungai maupun kolam yang dilakukan beramai-ramai dan tanpa bantuan alat pancing.
-
Siapa Lettu Inf Agus Prayogo? Mengutip laman TNI AD, Agus Prayogo merupakan seorang perwira TNI AD berpangka Letnan Satu (Lettu) dari kecabangan infanteri.
-
Bagaimana intususepsi ditangani? Jika enema tidak mengatasi intususepsi, pembedahan adalah langkah berikutnya. Selama operasi, dokter akan: Seorang ahli anestesi anak (spesialis pereda nyeri dan obat penenang pada anak-anak) akan membuat anak Anda tertidur lelap.
-
Apa itu UTBK? UTBK adalah ujian atau tes yang bisa Anda ambil untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan. UTBK adalah singkatan dari Ujian Tulis Berbasis Komputer, yang berarti Anda akan menggunakan perangkat komputer selama ujian, dan bukan dengan pensil serta lembar jawaban.
Dzulfian melanjutkan, kebijakan Jokowi mengandalkan utang dalam negeri karena lebih diterima masyarakat ketimbang utang luar negeri. Sebab, sentimen menarik utang dari luar negeri akan membuat gejolak yang cukup besar.
"Karena memanfaatkan nasionalisme masyarakat Indonesia. Kalau berbau asing itu agak reluctant. Kalau isu dalam negeri itu heroik," jelasnya.
Padahal, biasanya dalam konteks utang, pengambilan utang dalam negeri memiliki bunga yang relatif lebih mahal ketimbang utang luar negeri. Hal tersebut pun dinilai bisa merugikan keuangan negara dan masyarakat. Adapun utang yang menumpuk ini akan berakibat pada kenaikan pajak di masa depan. Di mana, generasi muda atau milenial akan menjadi korban pembayaran utang masa kini.
"Ini perkara waktu. Pajak yang naik, berarti uang yang ada di dompet kita menipis dan lari ke dompet kementerian keuangan. Berarti konsumsi dan tabungan kita berkurang. Ini harus diingat," kata Dzulfian.
Baca juga:
Indef: Utang Ditinggalkan SBY Rp2.700 Triliun, Era Jokowi Naik Jadi Rp8.000 Triliun
Swasta Gemar Berutang ke Luar Negeri
Pemerintah Jokowi Serap Rp6,4 Triliun dari Lelang Enam Sukuk Negara
Februari 2021, Pemerintah Tarik Utang Rp273 Triliun
Per Februari 2021, Utang Pemerintah Naik Tembus Rp6.361 Triliun
Kemenkeu: Rendahnya Penawaran Lelang SUN Terpengaruh Kebijakan The Fed