INDEF pertanyakan data surplus pangan pemerintah
"Kalau surplus, mana mungkin ada kenaikan harga."
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mempertanyakan data surplus pangan pemerintah. Sebab, dia melihat masih ada penaikan harga pangan
"Apakah benar ada surplus pangan? Pelaku pangan semua bilang data itu bohong," kata Enny saat diskusi kebijakan stablisasi pangan, Jakarta, Sabtu (16/4).
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
"kalau surplus, mana mungkin ada kenaikan harga. Ini yang harus dikendalikan. Validasi data itu perlu."
Atas dasar itu, Enny mendorong pemerintah memerbaiki akurasi data ketersediaan pangan. Dengan begitu, dia optimistis kebijakan terkait pangan yang dikeluarkan pemerintah bisa lebih terarah.
"Kalau soal data ini bisa diselesaikan, maka kebijakannya menjadi valid kalau ada akurasi data," katanya
"Stabilisasi pangan kucinya memang pasokan, sumbernya data dan kebutuhan konsumsi. Janganlan data produksi, data konsumsi saja ini bervariasi."
Baca juga:
Ekonom nilai kebijakan pangan pemerintah belum berpihak pada petani
Eks bos Bulog: Impor gandum naik, nanti anak-cucu tak kenal padi
Songsong swasembada, NU dorong pembentukan Badan Pangan Nasional
Megawati: Jangan sampai lidah dan perut bangsa Indonesia terjajah
Tak hanya Brebes, ini daerah penghasil bawang merah di Indonesia