Indonesia Berpotensi Besar untuk Ekspor Karbon, Buka Peluang ke Swasta
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor karbon sebagai hasil penurunan emisi, terutama terkait pencapaian target pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri pada 2030. Saat ini Indonesia masih mengekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan komoditas lainnya.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor karbon sebagai hasil penurunan emisi, terutama terkait pencapaian target pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri pada 2030. Saat ini Indonesia masih mengekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan komoditas lainnya.
"Kita adalah negara dengan karbon yang sangat kaya. Kami mengapresiasi upaya pemerintah mendorong kebijakan melalui pembangunan rendah karbon yang membuka peluang bagi sektor swasta. Ini kesempatan yang sangat baik," kata Direktur Eksekutif Lippo Group tersebut melalui keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Antara, Minggu (25/6).
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? Pasalnya, PT PLN (Persero) akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki, PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
-
Bagaimana cara perdagangan karbon di bursa karbon? Perusahaan yang mengeluarkan lebih banyak emisi daripada izin yang mereka miliki dapat membeli izin tambahan dari perusahaan yang memiliki surplus izin. Di sisi lain, perusahaan yang berhasil mengurangi emisi mereka lebih dari batas yang ditetapkan dapt menjual izin karbon mereka.
-
Mengapa Bank BRI terlibat aktif dalam perdagangan karbon perdana di Bursa Karbon Indonesia? Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengungkapkan Perseroan ingin menjadi role model bagi seluruh stakeholders dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. “Krisis perubahan iklim yang saat ini kita alami bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, partisipasi BRI pada perdagangan karbon perdana hari ini merupakan bentuk komitmen serta kontribusi kami dalam menangkal dampak perubahan iklim tersebut.” ujarnya.
Dia mengatakan para pelaku industri akan bersama-sama pemerintah mengurangi emisi karbon untuk menangani perubahan iklim. Salah satu kebijakan pemerintah yang menunjukkan keberpihakan pada pembangunan rendah karbon adalah memungut pajak karbon untuk bisnis sektor PLTU berbahan bakar batubara mulai April 2022.
"Netral karbon adalah keniscayaan bagi pelaku industri. Mau atau tidak mau, kami harus terlibat dalam upaya ini. Pemerintah juga telah menetapkan target pengikisan emisi karbon sebagai kebijakan yang harus dijalankan semua pihak," ujarnya.
Menurut dia, konsep global netral karbon merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan emisi karbon di setiap sektor yang dilakukan melalui mekanisme trading, crediting maupun pajak karbon.
Selain itu, gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia telah memberikan dampak negatif bagi kehidupan di Bumi, seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, cuaca ekstrem, bencana alam, dan perubahan produksi rantai makanan.
"Pada dasarnya, karbon dihasilkan di hampir semua aktivitas manusia, khususnya dunia usaha. Siapapun tidak terhindar dari produksi karbon," jelas John.
Di sisi lain, untuk menghilangkan emisi karbon dari dunia industri membutuhkan waktu lama. Sehingga, pemerintah dan swasta wajib menyelaraskan strategi pengendalian roda perekonomian agar dapat menolkan emisi karbon.
"Untuk menyalakan AC (air conditioner) saja, sudah menghasilkan karbon. Nah, yang diperlukan saat ini upaya nyata mencapai target netral karbon baik dari sisi teknologi maupun konservasinya," ujarnya.
Di sisi lain, John mengatakan Lippo Group sebagai salah satu pelaku industri di Tanah Air, telah menjadikan transisi energi sebagai daya ungkit untuk mendukung upaya Indonesia memperkuat sistem energi global berkelanjutan.
Lippo telah melalui fase transisi energi melalui proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan ke energi bersih yang ramah lingkungan seperti panel surya, air, panas bumi, dan angin.
Selain itu, Lippo Group juga secara bertahap menerapkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di perusahaan dan anak usahanya melalui penggunaan teknologi, sehingga dapat mengikis emisi, baik teknologi konservasi air limbah maupun penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan.
"Tak satu pun di muka Bumi ini dapat memungkiri komitmen global menciptakan iklim dan lingkungan hidup yang lestari," jelasnya.
Baca juga:
Dinas ke Paris, Menkeu Sri Mulyani Akui Indonesia Tak Mudah Lepas dari PLTU
NASA Tunjukan Visualisasi Wilayah di Bumi yang Paling Menghasilkan Karbon Dioksida
Pakai Teknologi AI, Ini Benefitnya bagi Konsumen Motor Listrik Volta
Begini Upaya BUMN Pupuk Capai Net Zero Emission di 2050
Bus Listrik TransJakarta Tempuh 2 Juta Km, Segini Emisi Karbon Bisa Dikurangi
Ini Solusi Anyar Kurangi Biaya Operasional Gedung dengan Penggunaan Energi Bersih