Indonesia Bisa Raih Kembali Masa Keemasan Produksi Migas
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto optimis masih ada masa keemasan produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia untuk ke dua kalinya, setelah mengalami penurunan sejak era 1990-an.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto optimis masih ada masa keemasan produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia untuk ke dua kalinya, setelah mengalami penurunan sejak era 1990-an.
Dia mengatakan, masih ada harapan produksi migas Indonesia kembali meningkat, sebab dari 128 cekungan yang ada di Indonesia yang baru tereksplorasi baru 54 cekungan sedangkan sisanya 74 belum disentuh, dari 54 cekungan 19 yang baru berproduksi.
-
Siapa yang mendorong kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas? Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra juga mendorong adanya kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas dalam menjalankan program yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
-
Kenapa BPH Migas dan Gubernur Sulawesi Utara menandatangani PKS? "Penandatanganan PKS ini dalam rangka pengendalian konsumen agar tepat sasaran. BPH Migas perlu menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah sebagai pihak yang mengetahui konsumen pengguna di wilayahnya yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati.
-
Mengapa sinergi antara SKK Migas dan BPH Migas sangat penting? Dalam agenda tersebut, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengungkapkan bahwa sinergi antara SKK Migas (hulu) dan BPH Migas (hilir) sangat penting dan harus terus didorong. Pasalnya, sinergi keduanya tersebut dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Bagaimana PKS menanggapi putusan MK? Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap sengketa Pilpres 2024, bersifat final dan mengikat, meski tak sepenuhnya sesuai dengan harapan. Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
"Saya kira kita bangun optimisme ini, mungkin ini bisa jadi hal sangat penting adalah era keemasan kedua migas Indonesia," kata Dwi, saat menghadiri sarasehan migas nasional ke 2 di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (10/10).
Dia melanjutkan, dari 54 cekungan yang sudah dieksplorasi terdapat potensi minyak sebanyak 3,8 miliar barel, sedangkan 74 cekungan yang belum tersentuh ada potensi menyimpan kandungan minyak 7,5 miliar barel.
"Jadi masih ada potensi yang sangat besar," imbuh Dwi.
Menurutnya, terjadi perubahan paradigma pencarian migas di Indonesia, dengan bergesernya pencarian kandungan migas dari darat (onshore) menjadi di lautan dalam (offshore), kemudian dari wilayah Barat ke Timur Indonesia.
"Offshore itu ada POD dari Blok Masela jadi gambaran penting potensi laut dalam dan bergeser ke daerah timur, maka potensi sangat besar," tuturnya.
Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengungkapkan, dalam kegiatan pencarian migas ke depannya akan menemukan beberapa tantangan, yaitu tingginya biaya investasi dan risko, sehingga membutuhkan tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR) yang besar serta waktu eksplorasi yang lama.
"Risiko yang banyak IRR harus masuk angka besar dan periode eksplorasi yang cukup panjang ini jadi kendala," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Harga Minyak Dunia Kembali Turun Dipicu Ekonomi Global yang Suram
Stok Solar Subsidi Diprediksi Habis November, Apa Solusi Pemerintah?
PGN Gandeng PT PP Bangun 500.000 Jaringan Gas Rumah Tangga
Dulu Bajaj Diharuskan Pakai Bahan Bakar Gas, Sekarang Terlupakan
SKK Migas Catat Lifting Migas per Agustus Sudah Lewati Target APBN 2019
Wamen Arcandra Sebut Ada Celah Turunkan Harga Gas Bumi