Produksi Migas Indonesia Terus Anjlok, Pemerintah Siap Ambil Langkah Ini
SKK Migas Bersama Kementerian ESDM juga mengalokasikan anggaran cukup besar.
Industri hulu minyak dan gas (migas) Indonesia terancam krisis. Jumlah produksi terus menurun setiap tahun.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto, mengatakan kolaborasi antara SKK Migas, K3S, serta kementerian dan lembaga terkait, merupakan Langkah penting di tengah kondisi terancam seperti saat ini.
Salah satu upaya yang sedang diintensifkan adalah, studi eksplorasi migas yang bertujuan menemukan cadangan migas baru, serta menciptakan lingkungan investasi yang kondusif untuk menarik investor domestik dan internasional.
“Tantangan utama yang dihadapi industri hulu migas saat ini adalah penurunan produksi yang terus berlangsung," kata Djoko dalam media briefing penyampaian hasil Hasil Akhir Kajian Percepatan Eksplorasi Indonesia Barat Tahap II Penawaran Minyak Indonesia Putaran ke-2 2024, di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (3/12).
Studi ini menggabungkan analisis mendalam dan pendekatan strategis untuk memberikan data yang akurat, dengan harapan dapat meningkatkan probabilitas penemuan cadangan migas dan diharapkan dapat memberikan masukan berharga untuk investor dalam memutuskan percepatan kegiatan eksplorasi sehingga probabilitas menemukan cadangan bisa lebih tinggi.
Selain itu, studi ini juga membuka peluang lapangan kerja, terutama bagi geologis muda lulusan universitas, yang turut mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
“Melalui studi ini menunjukkan kontribusi nyata dalam upaya menemukan cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi,” ujarnya.
Adapun dalam dua tahun terakhir, SKK Migas telah aktif berkolaborasi dengan lebih dari 40 perusahaan migas internasional untuk mempercepat eksplorasi dan mempromosikan wilayah kerja migas Indonesia. Hasil studi ini diharapkan menjadi potensi wilayah kerja baru yang dapat ditawarkan kepada investor, serta menjadi dasar untuk evaluasi dan akuisisi data baru.
“Kami telah berhasil menghadirkan wajah-wajah baru di industri hulu migas Indonesia. Kami percaya bahwa keberhasilan dalam mempercepat eksplorasi dan mempromosikan wilayah kerja migas tidak akan tercapai tanpa sinergi pemerintah, industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” kata dia.
Pendanaan Besar
Selain kolaborasi, SKK Migas Bersama Kementerian ESDM juga mengalokasikan anggaran cukup besar demi mendongkrak produksi migas melalui kegiatan eksplorasi.
"Bapak Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) telah berjuang keras menyediakan dana Rp 15 triliun per tahun untuk kegiatan eksplorasi," kata dia.
Selain itu, SKK Migas juga mempunyai dana sekitar USD 2 miliar atau setara Rp 31 triliun (1 USD = Rp 15.943), dan dana tersebut hanya bisa digunakan untuk kegiatan eksplorasi. Jika ditotal antara dana Kementerian ESDM Rp 15 triliun dan dana SKK Migas Rp31 triliun maka totalnya mencapai Rp46 triliun yang digunakan untuk eksplorasi migas.
"Jadi, Rp15 triliun plus 2 miliar dolar untuk kegiatan eksplorasi," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penasehat Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaskan lebih lanjut mengenai dana eksplorasi tersebut. Sebagian besar dana yang disediakan sekitar Rp 15 triliun, akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi, namun tidak seluruhnya dialokasikan untuk itu. Sebagian dana juga akan digunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur lain seperti jaringan gas (jargas).
"Sebenernya gini idenya adalah pak menteri menginginkan ada sekitar 10 persen atau 15 persen dari PNBP dari kementerian ESDM itu dikembalikan ke kementeran untuk dilakukan investasi salah satunya di eksplorasi, jadi tidak seluruhnya Rp 15 triliun digunakan eksplorasi tapi untuk infrastruktur jargas dan sebagainya nanti pak menteri bisa menjelaskan detail," jelas Nanang.
Nanang menjelaskan, dana SKK Migas sebesar Rp 31 triliun yang dialokasikan untuk kegiatan eksplorasi hanya dapat digunakan untuk kegiatan eksplorasi migas, baik yang berada di area terbuka (open area) atau wilayah eksplorasi lainnya yang membutuhkan pendalaman data dan pemetaan lebih lanjut.
"Komitmen pasti diusahakan untuk eksplorasi boleh di areanya atau di open area, banyak sekali melakukan di open area, karena areanya sudah padat," pungkasnya.