Indonesia Maritim Holding jadi jawaban tingginya biaya logistik
Biaya logistik Indonesia saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia.
Pembentukan BUMN Indonesia Maritim Holding atau holding BUMN perkapalan dinilai perlu diwujudkan saat ini. Pembentukan holding ini berguna untuk menekan tingginya biaya logistik nasional.
Pembentukan holding ini bisa dilakukan karena hampir semua BUMN besar memiliki anak usaha pelayaran (bisnis kapal) seperti PT Pupuk Indonesia, PT Semen Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pertamina.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Bagaimana BUMN mendorong kebangkitan pariwisata di Indonesia melalui KEK Sanur? Dirinya menambahkan, KEK Sanur menjadi tonggak sejarah dan milestone bagi destinasi wisata berkelanjutan bertaraf internasional yang dapat mendorong kebangkitan ekosistem pariwisata dan perekonomian di Indonesia.
-
Bagaimana Kementerian BUMN meningkatkan daya saing BUMN? Fungsi Kementerian BUMN Perumusan dan penetapan kebijakan sekaligus koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, di bidang pengembangan usaha, inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengelolaan hukum dan peraturan perundang-undangan, manajemen sumber daya manusia, teknologi dan informasi, keuangan dan manajemen risiko BUMN.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Mengapa BUMN membangun KEK Sanur? Perlu diketahui, KEK Sanur yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 ini merupakan inisiatif strategis Pemerintah untuk memanfaatkan potensi kawasan Sanur sebagai destinasi pariwisata kesehatan dengan menjadikan Bali sebagai landmark dalam peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia.
Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Syahril Japarin mengatakan, dalam operasional kapal saat ini sering terjadi inefisiensi. Kapal-kapal hanya memuat penuh barang-barang pada saat pergi, namun kerap mengalami kekosongan muatan pada saat balik ke tujuan semula.
Dia mencontohkan, kapal Pusri mengangkut pupuk dari Palembang ke Padang dengan biaya sekitar Rp 300.000 per ton, kemudian ketika balik lagi ke Palembang, kapal tidak mengangkut apa-apa. Pada saat bersamaan, ada kapal Semen Padang yang mengirim semen dari Padang ke Palembang, tarifnya sama, pulangnya pun kosong.
"Padahal, kalau digabung kapal-kapal itu dalam satu manajemen, kapal-kapal tersebut bisa melayani keperluan Pusri maupun Semen Padang, sehingga satu kali perjalanan pulang pergi, kapal tidak kosong," ujar Syahril melalui keterangan persnya, Selasa (25/3).
Melalui BUMN Indonesian Maritim Holding maka ini dapat dikelola secara terintegrasi. Efisiensi ini akan berdampak pada penurunan biaya logistik.
Biaya logistik Indonesia saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 15 persen terhadap PDB dan Amerika Serikat maupun Jepang, yang masing-masing sebesar 10 persen. Saat ini, biaya logistik nasional tercatat mencapai 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB), atau senilai Rp1.820 triliun per tahun.
"Biaya itu habis untuk biaya penyimpanan sebesar Rp546 triliun, biaya transportasi Rp1.092 triliun, dan biaya administrasi Rp182 triliun," jelasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby R. Mamahit menyambut baik gagasan sinergitas perusahaan negara pada transportasi laut dalam BUMN Indonesian maritim Holding. Menurutnya, langkah ini bisa memperkuat angkutan laut Indonesia.
"Pelni mau buat sinergi Indonesian maritim Holding. Itu keren banget tuh. Daripada industri pupuk bikin kapal sendiri. Mending shipping line di antara BUMN," ujar Bobby.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin mengatakan, mendukung gagasan BUMN Indonesian maritim Holding. Bahkan, katanya, pihaknya sudah melakukan pembahasan dan kajian-kajian terkait dengan gagasan tersebut.
Dia menilai, konsolidasi antar BUMN tidak hanya diperlukan dalam perusahaan yang melakukan kegiatan pada bidang transportasi laut, melainkan pada seluruh model usaha BUMN. Dia menuturkan, dengan dilakukannya konsolidasi antar BUMN akan membuat perusahaan-perusahaan milik Indonesia menjadi lebih kuat.
"Pasti kami pikirkan. Tapi intinya, bukan hanya maritim holding, tapi seluruh BUMN memerlukan konsolidasi. Tentu sudah ada (Pembahasannya). Pada saatnya, nanti disampaikan," jelasnya.
(mdk/idr)