Indonesia Sustainability Forum (ISF) Berakhir Sukses, Ini Daftar Kemitraan Berkelanjutan Tercipta
Terdapat serangkaian penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) yang akan berkontribusi kepada transisi energi hijau dan ekonomi inklusi.
Sekitar 2.000 orang dari 41 negara hadir selama pertemuan yang berlangsung dua hari ini.
Indonesia Sustainability Forum (ISF) Berakhir Sukses, Ini Daftar Kemitraan Berkelanjutan Tercipta
Indonesia Sustainability Forum (ISF) Berakhir Sukses, Ini Daftar Kemitraan Berkelanjutan Tercipta
Indonesia sukses menggelar Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023. Ini adalah gelaran terbesar di dunia mengenai isu-isu keberlanjutan di Asia Pasifik. Acara ini akan diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dalam kemitraan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).
Dalam penutupan Indonesia Sustainability Forum, Jumat (8/9), terdapat serangkaian penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) yang akan berkontribusi kepada transisi energi hijau dan ekonomi inklusif yang lebih cepat di Indonesia.
- Di ISF 2023, Luhut Beberkan Kerugian Ekonomi Global Akibat Perubahan Iklim Capai USD23 T
- ISF 2023 Dimulai, Angkat Isu Energi Hingga Pertumbuhan Berkelanjutan
- Indonesia SEZ Forum 2023: Pemerintah Akselerasi KEK Jadi Sumber Pertumbuhan Baru di Daerah
- Basuki dan Airlangga Siap jadi Menteri Pertama Tinggal di IKN
Sekitar 2.000 orang dari 41 negara hadir selama pertemuan yang berlangsung dua hari ini, termasuk sejumlah petinggi pemerintahan seperti Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, pimpinan organisasi global seperti Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva, dan Presiden Bank Dunia, Ajay Banga.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa besarnya animo peserta menandakan adanya pergeseran positif di kawasan ini untuk mendukung agenda keberlanjutan.
Begitu pula dengan adanya penandatanganan kemitraan-kemitraan penting dalam acara ini.
"Agenda keberlanjutan bukanlah kegiatan yang bersifat check-the-box bagi pemerintah dan dunia usaha. Agenda keberlanjutan lebih merupakan sebuah perubahan model bisnis dalam konsumsi dan pertumbuhan, untuk memastikan bahwa kemajuan menuju kemakmuran dapat terus berlanjut dengan cepat, sekaligus melindungi planet kita," kata Deputi Rachma.
"Dalam konteks ini, kemitraan sektor publik dan swasta dapat mendukung terciptanya ekosistem untuk bisnis hijau dan baru untuk tumbuh," tambah Rachmat.
Deputi Rachmat menambahkan bahwa kolaborasi internasional dapat menjadi kunci untuk meruntuhkan hambatan bagi dunia dalam merangkul pertumbuhan keberlanjutan. Khususnya hambatan tingginya pembiayaan, keterbatasan akses terhadap teknologi dan sumber daya manusia.
"Komunitas bisnis Indonesia siap mengemban tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan bahwa praktik-praktik keberlanjutan tertanam dalam bisnis model dan operasional kami,"kata Shinta. Sektor swasta telah menjadi motor penggerak pertumbuhan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, oleh karena itu setiap perubahan positif yang diupayakan untuk mendukung agenda keberlanjutan akan memberikan efek domino yang positif bagi masyarakat dan planet ini.
"Kami ingin semakin memperkuat kolaborasi konkret yang terbentuk melalui forum ini dalam beberapa minggu dan bulan mendatang." ujar Shinta.
Berikut adalah MoU yang ditandatangani di ISF:
1. MOU 1: Kerjasama dan Implementasi Teknologi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage Technology) antara PT PLN (Persero) dan Karbon Korea Co, Ltd
2. MOU 2: Penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Stanford Doerr School of Sustainability dan Otorita Ibu Kota Nusantara, yang menandakan ketertarikan Stanford University untuk mengembangkan kolaborasi penelitian dengan ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
3. MOU 3: Penguatan ketersediaan energi di Grid Sulawesi antara PT Vale dan PT PLN
4. MOU 4: Penandatanganan Letter of intent terkait Pengembangan Fasilitas Modul Solar Photovoltaic (Solar PV) dan BESS untuk mendorong pertumbuhan industri Energi Terbarukan Indonesia dan Menghasilkan Energi Hijau
5. MOU 5: Kegiatan Pelestarian Lingkungan sebagai bagian dari Program Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan antara Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dan PT PLN (Persero)
6. MOU 6: MOU antara China EV 100 dan PT Utomo Chargeplus Indonesia mengenai Riset Bersama (Joint Research) terkait Kerja Sama Kendaraan Listrik
8. Deklarasi Bersama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan PT PLN (Persero) tentang Dukungan Infrastruktur Pengisian Daya dan Ekosistem Penukaran Baterai untuk Kendaraan Listrik Berbasis Baterai.
Lebih dari 100 pembicara dari sektor bisnis, masyarakat sipil, dan pemerintah berpartisipasi dalam 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik di ISF 2023. Sesi pleno ISF membahas berbagai isu mulai dari transisi energi hijau dan teknologi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta hilirisasi industri mineral penting untuk dekarbonisasi.
ISF 2023 juga menampilkan 14 sesi tematik tentang isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional, manajemen udara bersih, pembiayaan hijau, dan lain-lain. Pemerintah Indonesia bertekad untuk menjadikan ISF 2023 sebagai acara tahunan.