Indosiar resmi bergabung dengan SCTV
Penggabungan dua media ini resmi mulai tanggal 1 Mei 2013
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Indosiar Karya Media Tbk atau Indosiar menyetujui penggabungan Perseroan ke dalam PT Surya Citra Media Tbk atau SCTV.
Corporate Secretary & Legal Affairs PT Indosiar Visual Mandiri Ketut Prihadi mengatakan penggabungan ini akan meningkatkan nilai perusahaan dan akan efektif mulai awal Mei nanti.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
"Penggabungan ini merupakan hal yang positif bagi para pemangku kepentingan," katanya di SCTV Tower, Jumat (5/4).
Penggabungan ini terjadi antara induk usaha Indosiar dan induk usaha SCTV. Terkait dengan keanggotaan di Bursa Efek Indonesia, Indosiar dengan kode emiten IDKM akan keluar dari bursa, sedangkan SCTV dengan kode emiten SCMA akan tetap berada terdaftar di BEI.
"By law-nya kita akan lebur sendiri, karena induk sudah lebur. Kita akan keluar dari bursa. Kita efektif ini tanggal 1 Mei," imbuh Ketut.
Dalam RUPSLB Ketut mengakui ada pemegang saham yang tidak setuju dengan proses peleburan ini. Namun jumlahnya tidak signifikan.
"5 lot saham saja yang tidak setuju, itu tidak apa apa. Itu nanti kita beli sahamnya. Tapi kita juga gak tahu kan kalau mereka sekarang langsung jual sahamnya," jelas Ketut.
Ketut menegaskan, dengan penggabungan ini, perseroan tidak akan melakukan pengurangan SDM dan perubahan rencana bisnis perseroan. "Target audience tetap b,c,d (menengah ke bawah), konten gak ada perubahan. SDM tetap. Tadinya kan dua induknya, sekarang cuma satu, lebih efisien. Penggunaan studio bareng itu sudah terjadi. Indosiar tetap di Da'an Mogot," jelas Ketut.
(mdk/noe)