Industri manufaktur lemah bikin Indonesia masih ketergantungan impor
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan, ketergantungan nilai impor di Indonesia saat ini sangat tinggi. Sebab, Indonesia belum memaksimalkan peran industri manufaktur untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan, ketergantungan nilai impor di Indonesia saat ini sangat tinggi. Menurutnya, hal ini justru menggambarkan lemahnya kemandirian ekonomi nasional.
"Sebagian besar industri masih memasok bahan baku maupun penolong dari impor. Padahal, bahan-bahan tersebut sebagian besar berasal dari ekspor Indonesia, yang telah diolah di negara lain," kata Ahmad dalam diskusi Alarm Stagnansi Pertumbuhan Ekonomi, di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, (7/2).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Di mana lokasi home industry produksi ekstasi dan pil koplo yang dibongkar? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Kapan ular bereproduksi? Sebagian besar ular bertelur, tetapi beberapa jenis ular, seperti ular piton, melahirkan anak-anak. Ular yang melahirkan biasanya melindungi anak-anak mereka setelah lahir, sementara ular yang bertelur sering kali meninggalkan telur mereka untuk menetas sendiri.
-
Bagaimana Kemendag melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor? Sebaliknya, Kementerian Perdagangan akan menggunakan otoritas yang dimiliki untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor. Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
-
Apa yang dimaksud dengan proses produksi? Proses produksi adalah sebuah kegiatan industri atau kegiatan manufaktur yang dimulai dengan cara mengangkut bahan mentah dari inventaris pabrik, ke titik kerja pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah seringkali menempuh strategi impor untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti beras, bawang bahkan garam. Itu semua, dikatakan Ahmad akan semakin memperburuk ekonomi di Indonesia.
"Kondisi yang demikian menggambarkan buruknya tata kelola ekonomi domestik dan pada gilirannya berdampak pada kebijakan jangka pendek," imbuhnya.
Dia menambahkan, Indonesia belum memaksimalkan peran industri manufaktur untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, lemahnya industri manufaktur dalam negeri justru menimbulkan penurunan nilai tambah (deindustrialisasi) bagi Indonesia.
Dengan demikian, Peneliti INDEF lainnya, Andry Satrio Nugroho mengungkapkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, perlu adanya usaha dalam menciptakan industri dalam negeri, guna mengurangi nilai impor.
"Industri memiliki multiplier effect dan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dua sektor lainnya. Semisal penciptaan lapangan pekerjaan lebih tinggi dari sektor lainnya," ungkapnya.
Baca juga:
Indef: Pangsa pasar ekspor Indonesia turun semenjak 2016
Mendag Enggar ungkap jagung diimpor karena petani tak memproduksi kebutuhan industri
4 Produk dan jasa Indonesia yang dipersulit rambah dunia
33.400 Benih lobster dalam sayuran hendak diselundupkan ke Singapura
Presiden Jokowi kecewa kinerja ekspor rendah, ini solusi ketua DPR