Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur
Kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kegiatan usaha industri pengolahan di bulan Agustus 2024 secara umum mengalami peningkatan dari 4,1 persen menjadi 34,8 persen.
"Pelaku industri terhadap kegiatan usahanya di bulan Agustus mereka menyatakan bahwa kegiatan usaha Agustus 2024 meningkat 4,1 persen menajdi 34,8 persen," kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif dalam Konferensi Pers IKI, di Bogor, Kamis (29/8).
- PMI Manufaktur Anjlok, Jokowi Minta Anak Buah Belanja Produk Lokal
- Data Menperin: PMI Manufaktur Indonesia April Turun, tapi Lebih Baik Dibanding Malaysia dan Thailand
- PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
- Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Padahal Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Agustus 2024 berada di poin 52,40. Nilai tersebut sama dengan IKI bulan Juli 2024.
“IKI pada bulan Agustus 2024 bernilai 52,40, nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai IKI pada bulan Juli 2024,” ujarnya.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, IKI bulan Agustus 2024 melambat 0,82 poin. Tercatat IKI Agustus 2023 dilevel 53,22 poin.
Lebih lanjut, kata Febri persentase responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, meningkat dari 76,6 persen menjadi 79,1 persen. Persentase tersebut merupakan angka tertinggi sejak IKI dirilis.
Selanjutnya, persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun. Kondisi ini melanjutkan penurunan selama 5 bulan terakhir menjadi 20,9 persen pada Agustus 2024.
Sementara, aspek pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha industri pada 6 bulan ke depan kembali turun dibandingkan dengan Juli 2024, yaitu sebesar 71,6 persen.
"Penurunan optimisme ini melanjutkan penurunan dari angka optimisme tertinggi pada bulan Juni 2024," ujarnya.
Kemudian, sebanyak 22,5 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini meningkat 0,4 persen dibandingkan dengan persentase bulan
sebelumnya.
"Persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,9 persen turun tipis dari 6,0 persen pada bulan Juli 2024," kata Febri.
PMI Manufaktur Juli 2024 Merosot
S&P Global merilis Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk Juli 2024 turun ke level 49,3 dari sebelumnya di angka 50,7. Penurunan kinerja tersebut menjadi yang pertama sejak Agustus 2021 lalu alias setelah 34 bulan berturut-turut terus ekspansi.
Kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru. Permintaan pasar yang menurun merupakan faktor utama penyebab penjualan turun.
Dalam hasil survei disebutkan, produsen merespons kondisi ini dengan sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada bulan Juli, menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, PMI manufaktur Indonesia terbukti turun sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan.
“Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (1/8) lalu.