Inflasi Tinggi, Suku Bunga Diperkirakan akan Naik Hingga Tahun Depan
Kementerian Keuangan memprediksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara masih akan terjadi sampai 2023 mendatang. Ini jadi salah satu upaya merespons kenaikan inflasi yang terjadi.
Kementerian Keuangan memprediksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara masih akan terjadi sampai 2023 mendatang. Ini jadi salah satu upaya merespons kenaikan inflasi yang terjadi.
Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Abdurrahman mengatakan, kalau banyak risiko yang dialami termasuk eskalasi tekanan yang tak hanya global tapi juga masing-masing negara. Setiap negara, termasuk Indonesia dihadapkan dengan tekanan inflasi akibat disrupsi suplai akibat pandemi dan perang Rusia-Ukraina.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa saja penyebab utama inflasi? Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya. Jika banyak orang berusaha membeli produk atau menggunakan jasa yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
-
Bagaimana Banyuwangi menjaga inflasi? Salah satu programnya adalah menjamin ketersediaan bahan pangan melalui intervensi kepada petani hingga perbaikan jalan yang menjadi akses distribusi hasil pertanian.
-
Siapa Lettu Inf Agus Prayogo? Mengutip laman TNI AD, Agus Prayogo merupakan seorang perwira TNI AD berpangka Letnan Satu (Lettu) dari kecabangan infanteri.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
Inflasi ini direspons berbagai bank sentral di dunia untuk menaikkan tingkat suku bunga. Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris tercatat telah menaikkan suku bunga cukup tinggi sejak awal tahun 2022.
"Dengan lonjakan inflasi yang berkepanjangan kenaikan suku bunga ini diperkirakan akan terus berlanjut di tahun 2023," kata dia, dalam Indonesia Economic Outlook Maximizing Indonesia's Economic Momentum, Senin (3/10).
Dia mencatat, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan berbagai negara menimbulkan gejolak di pasar keuangan. Misalnya, potensi krisis utang dunia, krisis energi, dan krisis pangan global.
Sejalan dengan itu, lukuiditas global semakin ketat. Amerika Serikat misalnya telah menaikkan tingkat suku bunga hingga 300 basis poin sejak awal 2022. Tujuannya untuk mengatasi tekanan inflasi yang cukup tinggi.
"Langkah serupa juga ditetapkan oleh banyak negara. Baik di negara G20 maupun negara berkembang lainnya. Inggris dan Eropa masing-masing telah menaikkan 200 basis poin dan 125 basis poin sepanjang tahun 2022," terangnya.
Menurutnya, kenaikan suku bunga yang terus terjadi memancing ketidakstabilan pasar keuangan global. Ini juga turut memicu aliran modal keluar di sejumlah negara berkembang. "Indeks saham global mengalami koreksi cukup tajam, terutama di beberapa negara emerging market seperti Afrika Selatan, Brazil dan juga di China," ujarnya.
Divsamping itu, nilai tukar lokal di berbagai negara juga mengalami tekanan yang cukup berat. Diketahui, Indonesia juga mengalami pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cicilan KPR Disebut Tak Langsung Naik Meski Suku Bunga BI Naik, Begini Penjelasannya
Bunga Deposito Perbankan Diprediksi Naik
LPS Naikkan Suku Bunga Penjaminan, Cek Detailnya di Sini
Ikuti Jejak BI, Bank BRI Siap Naikkan Suku Bunga
Ekonomi Tengah Bergejolak, Waktunya Beralih ke Investasi Kripto?
Menengok Dampak Kenaikan Suku Bunga ke Bank Syariah