Ini hambatan investor kembangkan pembangkit listrik limbah sawit
Pengembang swasta harus membangun jaringan transmisi dari pabrik pengolahan ke pembangkit listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui banyak Independence Power Producer (IPP) atau pengembang listrik swasta yang enggan mengembangkan pembangkit listrik biomassa seperti dari limbah kelapa sawit. Hal tersebut lantaran pengembang swasta harus membangun jaringan transmisi dari pabrik pengolahan ke pembangkit listrik.
Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Tisnaldi mengatakan jarak antara pabrik pengolahan ke pembangkit listrik sangat jauh sehingga perusahaan yang ingin mengembangkan biomassa mau tidak mau wajib membangun jaringan transmisi. Padahal, kapasitas yang dihasilkan dari biomassa tidak begitu besar hanya sekitar 1 hingga 5 Megawatt (MW).
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
"Untuk itu, kalau investor tidak mau membangun biarlah pemerintah yang bangun dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan daerah asal investor komitmen untuk manfaatkan biomassa," ujar dia dalam Diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, IJTI, DPD RI dan IKN di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (23/8).
Menurut dia, teknologi yang digunakan tidak terlalu sulit untuk investor. Namun, saat ini banyak perusahaan yang menggunakan biomassa ini hanya untuk listrik internal perusahaan saja. Padahal, biomassa ini dibutuhkan PLN untuk membantu melistriki suatu daerah.
"Limbah ini diolah menjadi listrik, side effect yang bermanfaat. Ini dibutuhkan PLN. Kami harapkan bisa ikut dalam proyek 35.000 MW," kata dia.
Sementara itu, Manager Bisnis dan Pengembangan Sewatama Stefanus Johan mengatakan investor memiliki kendala yaitu lokasi yang jauh antara pabrik pengolahan dan pembangkit jaringan. Untuk itu, investor harus membangun jaringan terlebih dahulu.
"Namun, ini memerlukan investasi yang besar. Selain itu, kontrak Perjanjian Jual Beli Listrik dengan PLN cenderung lama," kata Stefan.
(mdk/idr)