Ini kuliah lengkap Bos Microsoft soal startup dan GO-JEK
Presiden direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro mengaku tak pernah berniat meremehkan startup lain.
PT Microsoft Indonesia menyampaikan tanggapan atas artikel merdeka.com berjudul 'Bos Microsoft: GO-JEK Rp 10.000 laku, jika dicabut siapa yang mau?' yang ditayangkan Jumat, 25 September 2015.
Presiden direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro mengaku tak pernah berniat meremehkan startup lain.
Berikut isi kuliah umum Andreas selengkapnya:
Andreas mengambil contoh positif Gojek maupun GrabBike yang dinilai sebagai pemain yang memiliki inovasi luar biasa sehingga memaksa tatanan bisnis traditional untuk mengubah model bisnis mereka.
Andreas menyarankan agar pemain startup memperhatikan soal business model mereka dalam rangka menemukan celah bisnis atau istilahnya 'finding your blue ocean'.
Celah bisnis ini bisa didapatkan developer lokal atau startup dengan memperhatikan segmen bisnis komersial atau korporasi-nya. Saat ini banyak startup yang memusatkan bisnis mereka dalam kompetisi untuk mendapatkan perhatian dari konsumen dan dibutuhkan road-map pendapatan jangka panjang untuk melanjutkan momentum tersebut.
Dalam sesi tanya jawab, Andreas juga menjelaskan pemetaan startup di Indonesia yang terbagi menjadi tiga tipe:
1. Well-funded startups, atau startup tahap lanjut yang sudah mendapat investasi dana tahap lanjut dari Venture Capital, Private Equity ataupun Corporate maupun sumber investor individu lainnya. Contoh seperti Tiket.com, Traveloka, Tokopedia, Gojek. Biasanya mereka sudah punya produk yang siap, target pasar dan pelanggan. Model bisnisnya sudah mulai jelas. Mereka berada di fase untuk skala lebih besar dan hampir siap beroperasi seperti layaknya bisnis pada umumnya.
2. Early-stage startup atau bootstrap startup, adalah startup tahap awal. Biasanya baru berupa pematangan ide, baru validasi produk maupun pelanggan. Masih mencari bentuk model bisnis yang sesuai. Ada yang sudah mendapat dana tahap awal dari investor dan biasanya belum fokus ke pendapatan.
3. Startup tradisional seperti produsen kerajinan lokal, peternakan, usaha mebel. Mereka adalah bisnis tradisional skala kecil dan menengah, yang sebenarnya bisnis model nya cukup jelas, tapi memang berupa bisnis skala kecil. Mereka sangat diperhatikan oleh pemerintah dan juga kekurangan bantuan teknologi.
Meski sudah menjadi perusahaan skala besar dan established, Microsoft juga mengambil langkah langkah seperti halnya sebuah startup dalam beroperasi. Microsoft terus belajar seperti halnya startup yang terus merevisi bisnis model atau sering disebut sebagai Pivot. Contohnya, bisnis model Windows dari yang menjual lisensi traditional, sekarang pivot menjadi gratis dan freemium. Gratis untuk konsumer, tetapi berbayar untuk enterprise.
Bisnis model Office pivot dari menjual lisensi traditional, pivot menjadi berlangganan freemium. Gratis untuk fitur-fitur umum, berlangganan berbayar untuk fitur-fitur yang lebih canggih. Jadi, Microsoft pun pivot jika dirasa perlu.
Selain itu, Microsoft mendukung para startup yang membutuhkan dukungan teknologi untuk berkembang dan memanfaatkan teknologi yang dikembangkan Microsoft melalui program BizSpark.
Keuntungan yang didapat jika suatu Startup masuk menjadi anggota BizSpark adalah akses tanpa biaya untuk menggunakan Cloud Computing Microsoft, yaitu Azure, senilai US$750 sebulan, selama tiga tahun. Selain itu, startup juga akan mendapat lisensi semua produk software buatan Microsoft tanpa biaya, seperti halnya Windows, Office, Visual Studio dan Servers.
Untuk mendapatkan akses ke BizSpark maka ada persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain memiliki startup yang umurnya kurang dari 5 tahun, berpenghasilan di bawah 10 Milliar Rupiah, dan yang pasti bergerak di bidang teknologi.
Program ini berlangsung selama tiga tahun untuk setiap anggotanya. Pada akhir tahun ketiga, startup dapat menyimpan semua perangkat lunak yang telah mereka download – tanpa biaya. Saat ini Microsoft Indonesia telah membina lebih dari 300 anggota BizSpark dan memiliki lebih dari 200 alumni BizSpark. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: www.microsoft.com/bizspark.