Ini manfaat penerapan sistem digital dalam penyaluran BBM
Penerapan sistem digital pada penyaluran BBM akan memudahkan BPH Migas dalam mengawasi, melakukan pendataan semua volume BBM bersubsidi dan non subsidi yang didistribusikan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
PT Pertamina dan PT Telkom akan menerapkan sistem digital dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). Nantinya, 5.518 SPBU di seluruh Indonesia akan diterapkan sistem digital.
Direktur BBM Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Patuan Alfon Simanjuntak mengungkapkan, penerapan sistem digital pada penyaluran BBM akan memudahkan BPH Migas dalam mengawasi, melakukan pendataan semua volume BBM bersubsidi dan non subsidi yang didistribusikan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan kelancaran program BBM Satu Harga di daerah terpencil? Ia meminta kepada Badan Usaha Penugasan untuk selalu memantau operasional dan keberlanjutan dari lembaga penyalur BBM Satu Harga yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). “Apabila ada kendala, kita bisa koordinasikan dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kita ingin program BBM Satu Harga berjalan sesuai tujuan awal program ini dilaksanakan,” imbuhnya.
-
Bagaimana Pertamina memastikan harga BBM tetap kompetitif? “Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Fadjar menambahkan di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas memperoleh minyak mentah (crude oil) sehingga harga produk BBM bisa tetap kompetitif.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? “Dalam rangka pengendalian konsumen agar tepat sasaran, diperlukan kerja sama antara BPH Migas dengan pemerintah daerah sebagai pihak yang mengetahui konsumen pengguna di wilayahnya yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” paparnya.
-
Bagaimana upaya BPH Migas memastikan BBM subsidi tepat sasaran? Dalam pertemuan tersebut, Saleh Abdurrahman menyampaikan, rapat koordinasi ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan seluruh pemerintah provinsi di Kalimantan. Saleh mengharapkan agar ajang ini dimanfaatkan untuk berdiskusi hal-hal yang masih kurang jelas atau menjadi perhatian pemerintah daerah.
"Untuk itu, PT Pertamina (Persero) akan memberlakukan dan memastikan agar sistem digitalisasi ini terbangun pada akhir 2018," kata Alfon, di Jakarta, Senin (13/8).
Anggota Komite BPH Migas Saryono Hadiwijojo menambahkan, dengan diterapkannya sistem digital, maka jumlah BBM bersubsidi yang disalurkan Pertamina ke masyarakat tercatat dengan baik, hal ini akan memudahkan pemerintah khususnya Kementerian Keuangan membayar susbsidi ke Pertamina.
Selain itu, data konsumsi BBM yang tercatat dengan baik akan membuat penetapan alokasi BBM pada suatu wilayah lebih akurat, sehingga penyaluran BBM akan lebih lancar karena volumenya tepat.
"Kelancaran distirbusi di NKRI supaya tepat volume dan sasaran, sehingga tidak terjadi keterlambatan," tuturnya.
Vice President Retail Fuel Marketing Jumali mengungkapkan, dengan ditetapkannya sistem digital pada penyaluran BBM, akan mengurangi kehilangan BBM dalam proses penyaluran (losses). Selain itu, akan memudahkan Pertamina melakukan analisa jika terjadi gangguan pada penyaluran BBM.
"Yang berhubungan losses selama ini arahnya kesana, SPBU yang melakukan digitalisasi sebagian, kalau ada yang miss mencari datanya mudah, sekarang ini kalau ada miss susah. Harapanya dengan adanya digital mudah melakukan analisa," tuturnya.
Senior Vice President Corporate ICT Pertamina
Jeffrey Tjahja Indra melanjutkan, dengan diterapkanya sistem digital pada penyaluran BBM, membuat Pertamina lebih mudah dalam menentukan jenis BBM yang diminati konsumennya, sehingga proses penyaluran menjadi lebih akurat.
"Selain untuk memantau kebutuhan subsidi, ini akan kami manfaatkan untuk pemantauan non subsidi," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BPH Migas yakin kenaikan konsumsi Premium tak membuat kuota BBM penugasan jebol
Ini syarat agar pendapatan daerah Sumsel meningkat versi BPH Migas
Pertukaran data konsumsi BBM Sumsel jadi proyek percontohan nasional
Mudik Lebaran 2018, konsumsi Pertamax di Sumbagsel diprediksi naik 30 persen
Antisipasi kemacetan saat mudik, 16 Mobil dispenser BBM disiagakan