Ini Penyebab Investasi Indonesia Kalah dari Vietnam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada beberapa hal yang membuat Vietnam menarik bagi investor. Salah satunya adalah pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) badan yang terkecil di kawasan ASEAN yaitu sekitar 20 persen.
Kondisi investasi Indonesia seringkali dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam. Apalagi, negara tersebut nyatanya mampu memanfaatkan kondisi perang dagang untuk mendorong peningkatan investasi di negaranya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada beberapa hal yang membuat Vietnam menarik bagi investor. Salah satunya adalah pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) badan yang terkecil di kawasan ASEAN yaitu sekitar 20 persen.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana Sri Mulyani mengenalkan Thomas Djiwandono? "Namanya Pak Tommy Djiwandono, aku manggilnya mas sih sebetulnya, tapi Pak terlalu tua. Mas Tommy Djiwandono untuk yang belum kenal atau sebagian sudah mengenal beliau," ujar Sri Mulyani.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
"Kami sering ditanya dengan rezim fiskalnya Vietnam yang sekarang ini dianggap berhasil menarik investasi. Untuk Vietnam, PPh Badan mereka adalah di 20 persen. Ini termasuk tarif yang rendah di kawasan ASEAN," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6).
Kondisi tersebut berbeda dengan PPh badan yang berlaku di Indonesia yang cenderung lebih tinggi yaitu 25 persen. Walau ada perbedaan bagi perusahaan yang sudah go public atau melantai di Bursa Efek Indonesia, PPh badan hanya dikenai 20 persen.
Sri Mulyani mengakui Vietnam juga memiliki kebijakan fiskal khusus untuk daerah tertinggal. Negara itu, menggunakan pemotongan tarif PPH sebesar 3 persen di bawah tarif biasa yaitu 17 persen, untuk daerah yang sangat tertinggal diberikan pemotongan hingga separuhnya yaitu 10 persen.
Sayangnya di Indonesia belum ada pemotongan tarif PPh seperti yang diterapkan di Vietnam. "Kami untuk hal ini belum memiliki kecuali untuk urusan perusahaan IPO (ada pemotongan tarif pajak)," jelas Sri Mulyani.
Sementara itu, kebijakan insentif fiskal lainnya seperti tax holiday tidak jauh berbeda bahkan kebijakan tax holiday Indonesia sudah cukup progresif karena diberikan untuk jangka waktu hingga 20 tahun. Sedangkan di Vietnam, tax holiday dapat diperpanjang hingga 13 tahun sesuai dengan jenis investasinya.
Beberapa sektor yang diprioritaskan oleh Vietnam antara lain hi-tech dan sektor yang memiliki dampak sosial yang penting seperti bidang pendidikan, vokasi, kesehatan, budaya, olahraga dan lingkungan tak jauh berbeda dengan Indonesia. "Jadi kalau benchmarking Indonesia sebenarnya tidak terlalu berbeda," tandas Sri Mulyani.
Baca juga:
Sri Mulyani Target Investasi Tumbuh 7,4 Persen Dalam APBN 2020
Imbas Perang Dagang, Airlangga Sebut Indonesia Masih Miliki Peluang
Hingga 11 Juni, BI Catat Modal Asing Masuk RI Capai Rp 112 Triliun
Sri Mulyani Ungkap Kebutuhan Investasi RI Capai Rp5.832 Triliun di 2020
Belum Ada Kesepakatan, Pertamina Tawarkan Skema Baru Pembangunan Kilang Cilacap
Tingkatkan Investasi, BUMN Perbaiki Prosedur Akuisisi Blok Migas Pertamina