Ini strategi AirAsia agar tidak berhenti beroperasi di Indonesia
Perusahaan akan melakukan penjualan saham perdana (IPO).
Maskapai penerbangan AirAsia Indonesia diprediksi bakal berhenti beroperasi di Indonesia karena kurang modal atau memiliki modal minus. AirAsia Indonesia disebut membutuhkan tambahan modal sekitar Rp 3 triliun untuk memenuhi syarat yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.
Pengamat penerbangan Maybank-Kim Eng, Mohshin Azis mengatakan maskapai AirAsia Indonesia tidak akan bisa mendapatkan tambahan modal hingga waktu yang ditentukan pemerintah Indonesia yaitu pada 31 Juli 2015 mendatang.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Siapa saja maskapai di Indonesia yang mengoperasikan Airbus A320? Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 antara lain Indonesia AirAsia, Citilink, Pelita Air, TransNusa, dan Lion Group (oleh Batik Air dan Super Air Jet)).
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Apa yang terjadi pada penerbangan Batik Air rute Makassar ke Jakarta yang membuat penumpang panik? Dalam video tersebut terlihat pesawat dalam kondisi gelap dan disebutkan sistem air conditioner (AC) juga mati.
"Tidak ada yang bisa memenuhi tenggat waktu yang ditentukan pemerintah termasuk AirAsia," ucap Azis seperti dilansir dari CNBC di Jakarta, Rabu (8/7).
Namun demikian, maskapai ini mempunyai beberapa strategi untuk meningkatkan permodalan. Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko mengatakan akan terus melakukan komunikasi aktif dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, untuk memastikan arahan kebijakan tentang modal terpenuhi.
"Kami memiliki fundamental bisnis yang kuat didukung dengan arus kas yang positif pada kuartal I 2015. AirAsia Berhad sebagai pemegang saham kami telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan modal saham AirAsia Indonesia, antara lain dengan melakukan penjualan saham perdana (IPO) dalam rangka memenuhi rencana pertumbuhan di Indonesia," ucap Sunu dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (8/7).
Sebagai maskapai yang telah menerbangkan penumpang internasional terbanyak selama lima tahun terakhir, Sunu menegaskan bahwa AirAsia Indonesia akan terus beroperasi dalam koridor hukum Indonesia.
"Kami berkomitmen untuk terus menerbangkan lebih banyak lagi turis mancanegara ke Indonesia, sekaligus berkontribusi kepada pertumbuhan sosial ekonomi dan pariwisata di tanah air," tambahnya.
Sejak tahun 2004, AirAsia Indonesia telah menerbangkan lebih dari 20 juta turis mancanegara ke Indonesia. Menurut Sunu, AirAsia Indonesia juga sudah bekerja erat dengan Presiden Joko Widodo, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk secara aktif menggerakkan pariwisata sebagai salah satu strategi kunci pilar ekonomi Indonesia.
"AirAsia Indonesia mempekerjakan lebih dari 2.000 pilot, awak kabin dan staf yang merupakan warga negara Indonesia, dan kami bangga dapat menjadi salah satu penyedia lapangan kerja terbesar dalam industri penerbangan di Indonesia," tutupnya.
(mdk/idr)