Ini Syarat Ekonomi RI 2021 Bisa Tumbuh 5,3 Persen
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 ini sebesar 5,3 persen. Untuk merealisasikan pertumbuhan tersebut, setidaknya di sisa kuartal II sampai dengan IV pertumbuhan ekonomi domestik harus mencapai 7 persen.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 ini sebesar 5,3 persen. Untuk merealisasikan pertumbuhan tersebut, setidaknya di sisa kuartal II sampai dengan IV pertumbuhan ekonomi domestik harus mencapai 7 persen.
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Heri Gunawan menegaskan, jika ada satu kuartal yang capaiannya di bawah 7 persen, maka pupus sudah harapan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2021 ini.
-
Kapan rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional akan digelar? Herindra menambahkan bahwa dalam waktu dekat Menhan Prabowo dan jajaran Kemenhan akan menggelar rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Mina Bendungan meningkatkan perekonomian warga? Untuk operasional kolam sehari-hari, Erwin beserta para pemilik kolam memberi mandat pada tiga warga lainnya. Saat panen ikan, para pemelihara kolam mendapat porsi bagi hasil sebesar 60 persen dari keuntungan bersih pada setiap kolam yang mereka urus, sementara pemilik kolam hanya 40 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Jika pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 5,3 persen, maka pada kuartal II, III, dan IV 2021 pertumbuhan ekonomi harus mencapai 7 persen setiap kuartalnya," katanya di Jakarta, Sabtu (17/4).
Politisi Partai Gerindra ini menuturkan bahwa pada APBN 2021, pertumbuhan ekonomi ditetapkan pada kisaran 4,5-5,5 persen. Namun, pada pertengahan Februari 2021, Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisinya menjadi 4,3-5,3 persen. Ada penurunan proyeksi sebesar 0,2 persen.
Sementara pada kuartal I-2021, Menkeu Sri Mulyani hanya berani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran -1 persen hingga 0,1 persen. Artinya pada kuartal I-2021 ekonomi diperkirakan masih minus.
Menurutnya, capaian minus pada kuartal I-2021 harus ditutup dengan pertumbuhan yang tinggi pada kuartal-kuartal berikutnya dan kuartal II-2021 merupakan penentunya. Sementara kondisi kuartal II-2021 sendiri diprediksi belum sepenuhnya pulih.
"Kuartal I-2021 diprediksi masih minus, sehingga dibutuhkan dorongan super besar untuk mencapai pertumbuhan 7 persen pada kuartal II-2021," pandangnya.
Di sisi lain, memang ada yang positif pada kuartal II nanti. Setidaknya ada dua data yang menunjukkan optimisme tersebut.
Pertama, Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI). Hasil survei BI memperkirakan, kinerja sektor industri pengolahan meningkat dari 50,01 persen pada kuartal I-2021 menjadi 55,25 persen atau berada dalam fase ekspansi pada kuartal II-2021.
Selanjutnya
Kedua, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI yang menunjukkan kegiatan dunia usaha terus menguat. Indikasinya, nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal II-2021 mencapai 18,87 persen dibanding 4,50 persen pada kuartal I-2021 dan minus 3,90 persen pada kuartal IV-2020.
Peningkatan terjadi pada seluruh sektor, terutama industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Apalagi pada kuartal II-2021 juga bertepatan dengan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2021. Biasanya pada kedua momentum tersebut, masyarakat meningkatkan konsumsinya karena didorong penerimaan THR.
Pemerintah sendiri memperkirakan penambahan konsumsi masyarakat sebesar Rp215 triliun yang berasal dari THR dan Gaji ke-13 ASN sebesar Rp43 triliun, THR pekerja formal sebesar Rp100 triliun dan THR pekerja informal sebesar Rp72 triliun.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, kuartal II tahun ini atau periode April hingga Juni sangat menentukan pertumbuhan ekonomi bisa melompat naik atau tidak. Kalau tidak ada perbaikan, maka pada kuartal berikutnya akan sangat berat.
Target peningkatan yang dicanangkannya paling tidak di atas 7 persen di kuartal II. Dia mengakui target itu sangat berat. Namun, bisa teratasi jika ada dukungan dari pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
"Semuanya bergerak bersama-sama saya yakin ini menjadi sesuatu yang mudah. Karena begitu di kuartal II bisa mencapai angka yang tadi saya sampaikan kuartal berikutnya akan menjadi lebih mudah," imbuh dia.
"Tolong betul-betul kita bersama-sama lakukan sehingga pandemi covid-19 ini bisa segera kita lalui dengan baik dan ekonomi kita bangkit lagi pada posisi normal dan lebih baik," sambungnya.
(mdk/bim)