Investasi Rp 4 triliun, Raja Okto bangun 4 properti
Yang menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bisnis properti adalah skema pembiayaan.
Prospek bisnis properti di Indonesia diyakini masih cerah dan cukup menjanjikan tahun ini. Pengembang berlomba untuk membangun hotel maupun apartemen. Salah satunya PT Realindo Sapta Optima (PT RSO). PT RSO berencana membangun 4 properti dengan nilai investasi Rp 4 triliun.
CEO PT RSO, Raja Sapta Oktohari mengatakan, proyek properti yang akan dibangun adalah pembangunan The Stones Hotel & Villa-Ubud di Bali. Kedua, La Foret Vivante yang merupakan Apartemen exclusive yang berlokasi di daerah Permata Hijau Jakarta Selatan. Raja Okto juga membangun Gedung Perkantoran Premium yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto-Jakarta. Dan Premium Apartemen dengan Luxurious-International Brand yang berlokasi di Senayan-Jakarta Selatan.
-
Mengapa investasi properti di Lampung menjadi pilihan yang menjanjikan? Meskipun mengalami kenaikan, harga rumah di Bandar Lampung masih tergolong terjangkau dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi investor dan calon pembeli rumah untuk mendapatkan properti dengan harga yang kompetitif dan potensi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa depan.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
-
Mengapa Provinsi Sulawesi Utara menjadi magnet investasi bagi investor? Provinsi Sulawesi Utara menjadi magnet investasi bagi seluruh investor yang akan berinvestasi di daerah ini.
-
Kapan inflasi penting untuk investor? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
"Total nilai investasi untuk keempat proyek properti ini mencapai Rp4 triliun. Kami menilai, bisnis properti masih sangat menjanjikan. Maka kami tidak ragu-ragu melakukan ekspansi ke berbagai wilayah dalam negeri maupun luar negeri," ucap Okto yang merupakan ketua BPP Hipmi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (24/1).
Selama ini, kata Okto, yang menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bisnis properti adalah masalah skema pembiayaan. Pihak developer sangat tergantung dengan suku bunga kredit. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada pembentukan nilai jual properti.
"Kita akan menggunakan gaya pendekatan baru dalam bisnis properti, terutama masalah pembiayaan proyek. Sehingga pembentukan harga di tingkat konsumen akan lebih stabil dan pembiayaan kreditnya pun akan lebih fleksibel."
Khusus pembangunan hotel di Bali, Okto bahkan telah menjalin kerja sama dengan Marriott International. Menurut Okto Marriott International merupakan partner sesuai dalam pengelolaan dan pengoperasian hotel dan villa yang mengutamakan keamanan, kenyamanan, dan eksklusif.
"Kerja sama ini melanjutkan kesuksesan kerja sama terdahulu, The Stones Hotel Legian - Bali, Autograph Collection," tutupnya.
(mdk/noe)