IPO ISEA Oversubscribed 12,9 Kali, Emiten Incar Kolam Udang Baru
Oversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
Oversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
- Melantai di Bursa Saham, Perusahaan Layanan Kelautan dan Industri Migas Oversubscribed 60 Kali
- 3 Emiten Saham Ini Langsung Menghijau Serentak Usai IPO
- Baru IPO, Emiten Nikel Adhi Kartiko Pratama Diakuisisi Perusahaan Asal Korsel
- Tambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
IPO ISEA Oversubscribed 12,9 Kali, Emiten Incar Kolam Udang Baru
PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) menerbitkan 290 juta saham baru di harga Rp250 per saham dalam penawaran umum perdana pada Senin (8/7).
Produsen dan eksportir produk olahan udang ini akan menggunakan total perolehan dana IPO Rp72,5 miliar untuk modal kerja.
Antusiasme investor terhadap saham emiten baru ini cukup tinggi, dengan oversubscription atau kelebihan permintaan sebanyak 12,9 kali.
Direktur PT KB Valbury Sekuritas Benjamin S Notodihardjo yang mewakili Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan, oversubscription dalam IPO ISEA membuktikan minat investor terhadap perusahaan eksportir makanan masih cukup tinggi.
"Kehadiran emiten ISEA di pasar modal semakin menambah pilihan investor untuk memilih saham perusahaan dengan potensi besar ke depannya. Apalagi, ISEA diuntungkan dengan kondisi nilai tukar dolar yang menguat saat ini karena pendapatan usaha perseroan 98,5 persen berasal dari segmen ekspor sementara biaya operasional dalam mata uang rupiah," kata Benjamin, Senin (8/7/).
Direktur Utama ISEA, Ibnu Syena Alfitra menyampaikan apresiasi kepada investor baik institusi maupun ritel dan publik yang telah memberikan dukungan sepanjang proses IPO.
Listing ini merupakan langkah strategis perseroan untuk menjamin ketersediaan bahan baku dengan meningkatkan kapasitas produksi kolam yang masih underutilized.
ISEA memiliki anak usaha yakni PT Indokom Samudra Persada (ISP), aset strategis yang memiliki 96 kolam budidaya dengan jumlah kolam yang aktif beroperasi masih sebanyak 32 kolam.
"Manajemen menargetkan ISEA dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 90 persen atau menjadi sekitar 86 kolam yang aktif beroperasi pada akhir tahun 2024. Harapannya, peningkatan ini akan berkontribusi dalam mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target produksi 2 juta ton ekspor udang di 2024," ungkapnya.
Sementara Direktur Keuangan ISEA Ibnu Surya Ramadhan menjelaskan, berdasarkan kinerja tahun 2023, valuasi saham ISEA dalam hal ini PER masih berada di bawah rata-rata industri.
Ia optimistis oversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
Berbekal dana segar yang diperoleh dari IPO, ke depannya, valuasi saham ISEA akan semakin menarik seiring peningkatan utilisasi kapasitas produksi.
Sekaligus meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan volume produksi udang Vannamei yang lebih besar.
"Dana IPO Perseroan akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan seperti pembelian bahan baku (90 persen), biaya penjualan dan pemasaran (5 persen), biaya perawatan dan utilitas (4,85 persen), serta biaya keperluan kantor (0,15 persen)," pungkas Surya.