Ironis, Indonesia negara besar dengan kapasitas listrik kecil
Indonesia tidak memiliki konsep untuk menjaga ketahanan di bidang energi sehingga harus bergantung pada impor.
Kondisi pasokan listrik di Indonesia saat ini dinilai tengah berada di titik rawan. Sebab, jumlah pasokan listrik yang tersedia tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh anggota Dewan Energi Nasional Tumiran. Dia menyatakan, kondisi infrastruktur kelistrikan Indonesia sangat memprihatinkan.
"Kapasitas pembangkit kita sebesar 35,33 Giga Watt (GW) untuk memenuhi kebutuhan sejumlah 237 juta jiwa," ujar Tumiran dalam diskusi Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (27/2).
Tumiran mengatakan, kapasitas tersebut jauh di bawah kemampuan produksi listrik Singapura dan Malaysia. Menurut dia, kapasitas pembangkit di Singapura mampu memproduksi listrik sebesar 10,49 GW untuk memenuhi kebutuhan 5,3 juta penduduk.
"Sementara kapasitas pembangkit Malaysia sebesar 28,40 GW untuk kebutuhan 29 juta penduduk," ungkap dia.
Selanjutnya, Tumiran menerangkan, Indonesia terlalu bergantung pada pihak lain untuk penyediaan kebutuhan energi. Ini karena Indonesia tidak memiliki konsep untuk menjaga ketahanan di bidang energi.
"Akibatnya, banyak pihak berusaha memanfaatkan ini untuk memenuhi kebutuhan energi kita. Soal, ketahanan energi, kita malu. Kita bergantung pada pasokan impor," terang dia.