ITB nilai proyek 35.000 MW tak mudah diwujudkan dalam 5 tahun
"Banyak tantangan untuk merealisasikan ambisi ini," ujar Wakil Rektor ITB Bermawi Iskandar.
Pembangunan mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) tengah digenjot pemerintah usai diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2015 lalu. Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai lembaga akademik, ingin membantu proyek penerangan untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain.
Pembahasan penerangan nasional dilakukan di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Bandung, Senin (3/8). Mengambil tema 'Pembangunan Pembangkit 35 ribu megawatt : Menguak mimpi menjadi realita', menghadirkan anggota BPK Rizal Djalil, Menteri ESDM Sudirman Said, serta ahli ketenagalistrikan ITB Pekik Argo Dahono.
Wakil Rektor ITB Bermawi P Iskandar menerangkan, pembangunan pembangkit 35.000 MW adalah sebuah proyek besar. Hal itu tidak mudah untuk diwujudkan. Pasalnya, butuh kekompakan untuk mencapai target yang dicanangkan Jokowi untuk lima tahun ke depan.
"Untuk mengatasi masalah kelistrikan di Indonesia, pemerintah mencanangkan membangun pembangkit listrik 35.000 MW dalam lima tahun. Banyak tantangan untuk merealisasikan ambisi ini," kata dia dalam sambutan.
Adapun ITB sebagai kampus teknik pertama di Indonesia akan dilibatkan dalam pencanangan, pengawasan, hingga evaluasi teknik proyek pembangunan pembangkit yang sudah dicanangkan. "ITB sebagai aset bangsa siap menunjang cita-cita proyek besar tersebut," terangnya.
ITB menyadari proyek tersebut diperlukan kesiapan dan komitmen dari berbagai pihak begitu juga bagaimana strategi mengatasinya. Sebab, dampak besar akan diterima masyarakat terutama bagi mereka yang belum diterangi.
"Karena dampaknya terhadap masyarakat sangat positif untuk penerangan yang lebih merata," ungkapnya.