ITDC Pikul Utang Rp4,6 Triliun Bangun Sirkuit Mandalika, Erick Thohir Angkat Suara
ITDC menanggung utang Rp4,6 triliun dengan rincian kewajiban pembayaran utang jangka pendek (short term) Rp ,2 triliun dan kewajiban pembayaran utang jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun. Utang itu timbul dari biaya atas pembangunan KEK Mandalika.
Menteri BUMNm Erick Thohir menyebut bahwa pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu untuk bisa mencatatkan keuntungan, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Oleh karena itu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) harus menanggung utang Rp4,6 triliun dalam membangun sirkuit KEK Mandalika.
ITDC menanggung utang Rp4,6 triliun dengan rincian kewajiban pembayaran utang jangka pendek (short term) Rp1,2 triliun dan kewajiban pembayaran utang jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun. Utang itu timbul dari biaya atas pembangunan KEK Mandalika.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
Erick Thohir menyebut, besaran kewajiban bayar utang itu tidak bisa digolongkan besar atau kecil bagi ITDC. Namun, dia memastikan kalau pembangunan infrastruktur memang membutuhkan waktu agar memberikan dampak.
"Ya itu relatif, kan memang ada pembangunan infrastruktur, seperti yang saya sampaikan, pembangunan infrastruktur itu perlu waktu untuk supaya bisa mendapatkan hal-hal yang positif. Tetapi kalau gak ada infrastruktur, gak ada pembangunan," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6).
Dia mengibaratkan pada suatu lokasi yang tidak memiliki akses, ke depannya tidak akan bisa berkembang. Ini merujuk pada pentingnya pembangunan infrastruktur di sebuah daerah.
"Sama, kalau kita ada sebuah lokasi tertutup, tidak ada jalan, tidak ada listrik, ya tidak akan berkembang," kata dia.
KEK Mandalika Butuh Perhatian
Kembali pada konteks pengembangan KEK Mandalika, Erick mengakui kalau kawasan itu memang memerlukan perhatian. Termasuk menyusun strategi untuk mengoptimalkan potensinya. Termasuk juga menggelar kegiatan berskala besar seperti di Sirkuit Mandalika.
"Ya ini yang memang harus Mandalika juga jadi bagian yang bisa ktia siapkan apalagi dia sudah punya event gede tahunan, yang sayang kalau tidak dimaksimalkan," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Holding BUMN pariwisata InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) tengah menanggung utang Rp4,6 triliun dari proyek Sirkuit Mandalika.
Direktur Utama (Dirut) InJourney, Dony Oskaria menjelaskan, utang tersebut terbagi dalam dua term pembayaran. Kewajiban pembayaran jangka pendek (short term) yang harus dilakukan sebesar Rp1,2 triliun dan kewajiban jangka panjang (long term) mencapai Rp3,4 triliun.
"Terus terang saya tidak bisa selesaikan kewajiban yang short term ini, di antaranya untuk bayar pembangunan Grand Stand, VIP Vilage, sama kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event," kata Dony saat RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6).
Untuk itu, dikatakan Doni, satu-satunya untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek ini, dirinya mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,05 triliun untuk ITDC.
(mdk/idr)