Jangan Pakai 5 Bahan Ini Untuk Baju Lebaran, Mahal dan Tidak Nyaman
Sebuah pakaian dengan harga tinggi, belum tentu memiliki rasa nyaman.
Berbelanja baju lebaran, menjadi salah satu aktivitas menyenangkan bagi sebagian masyarakat. Model baju lebaran pun silih berganti setiap tahun, sesuai tren yang sedang digandrungi banyak orang.
Seiring dengan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja telah berubah dari konvensional menjadi online, maka besar kemungkinan pada lebaran tahun 2025, banyak masyarakat yang akan membeli baju lebaran secara online.
-
Kapan kerah baju mulai menjadi tren di dunia Barat? Pada pertengahan abad ke-15, dunia Barat mengalami perubahan signifikan dalam gaya berpakaian dengan munculnya tren kerah pada pakaian.
-
Kapan pantun 2 baris lucu menjadi tren? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (18/4), berikut merdeka.com rangkum mengenai 30 ide pantun 2 baris lucu yang dapat Anda baca.
-
Kapan sepatu berujung runcing menjadi tren? Pada abad ke-12, para perajin sepatu di Eropa memulai tren yang unik dengan menciptakan sepatu yang memiliki ujung yang sangat sempit dan terbuat dari kulit, menciptakan tampilan yang elegan namun ekstrem.
-
Kue apa yang sedang tren untuk jajanan lebaran? Lebaran tidak afdol jika tidak ada jajanan kue yang disediakan di atas meja.
-
Kapan tren baju shimmer akan ramai? Menjelang lebaran, aksi berburu baju shimmer muncul di tengah-tengah publik. Baju dengan warna berkilau ini diprediksi jadi tren lebaran tahun 2024.
-
Kapan sneakers putih ini trennya? Rekomendasi sneaker putih untuk pria terbaru di 2024 yang bakal bikin penampilna makin keren.
Di satu sisi, mengenal karakteristik bahan juga penting untuk diketahui. Jika mendapati sebuah gamis, pakaian umum yang dikenakan saat lebaran, dibanderol harga tinggi, belum tentu memiliki kualitas baik dan nyaman untuk dipakai.
Berikut lima contoh bahan yang tidak disarankan untuk dijadikan sebagai baju lebaran, meski dibanderol dengan harga tinggi.
Beludru Sutra (silk velvet)
Pakaian dengan bahan beludru sutra sangat tidak nyaman karena sifatnya cukup berat berat dan menimbulkan rasa gerah jika dipakai di iklim tropis seperti di Indonesia.
Memakai pakaian dengan bahan ini akan sangat membatasi aktivitas dan tidak nyaman dalam kondisi panas atau lembab.
Kainnya juga mudah hancur dan kehilangan bentuknya seiring waktu. Harga baju lebaran atau gamis dengan bahan beludru sutra bahkan bisa mencapai Rp1 juta lebih per meter. Sementara jika membeli gamis berbahan ini umumnya dibanderol dengan harga Rp385.000.
- Rekomendasi Baju Lebaran Nyaman Dipakai dan Ramah Kantong
- Pria Ini Unggah Baju Lebaran Unik dari Tahun ke Tahun, Ini Kompilasinya
- 7 Rekomendasi Baju Lebaran Ibu Hamil ala Seleb Tanah Air, Cantik, Elegan dan Mempesona di Hari yang Fitri
- Cara Memilih Baju Muslim untuk Anak Perempuan, Agar Tidak Menyesal saat Lebaran
Brokat
Kain dengan karakteristik benang metalik yang rumit dan struktur yang berat membuat brokat menjadi kaku, gatal, dan sulit untuk digerakkan.
Brokat juga cenderung merupakan kain kelas berat, terutama jika terbuat dari sutra atau campuran sutra. Tenunan padat dan tambahan benang metalik menambah bobotnya.
Hal ini menjadikannya pilihan tepat untuk pakaian berstruktur yang membutuhkan tubuh, seperti gaun malam, jaket, atau gaya gamis formal. Namun, beratnya membuat tidak nyaman dipakai di iklim hangat.
Karakter brokat yang bisa menimbulkan rasa gatal ini juga dapat mengiritasi kulit sensitif, terlebih jika dipakai seharian di cuaca panas.
Untuk harga brokat per meter dimulai Rp25.000 hingga Rp250.000 per meter. Sementara harga gamis berbahan brokat umumnya dibanderol Rp150.000-Rp500.000.
Taffeta
Kain taffeta tidak dapat menutupi dengan baik dan membatasi pergerakan. Bisa juga terasa kasar di kulit sehingga kurang nyaman dipakai dalam waktu lama. Awalnya taffeta biasa digunakan untuk bahan gaun pengantin pada awalnya terbuat dari bahan sutra, tetapi kini sudah ada kain taffeta yang terbuat dari serat nilon dan rayon. Kain taffeta dikenal sebagai kain mewah dan high-end pakaian.
Sebenarnya istilah awal taffeta berasal dari Persia yang berarti memutar dan tenun. Proses produksi pembuatan kain ini pada awalnya menggunakan alat tenun manual, berjalan dengan perkembangan teknologi tekstil yang maju pesat, sejak 1990 kain taffeta sudah diproduksi dengan alat tenun mesin tepatnya di daerah Bangalor. Saat ini produk kain taffeta yang merajai pasar adalah produk dari Prancis, Italia, dan Inggris.
Ciri-ciri kan taffeta antara lain sedikit kaku, jika digesekan akan menghasilkan suara gemerisik dan memiliki kilau yang sangat khas. Kain taffeta pada umumnya hanya polos saja tetapi kain ini memiliki alur tenun yang terlihat jelas sehingga terlihat seperti motif. Untuk taffeta berbahan sutra (silk taffeta) memiliki kelebihan kain lebih lembut dan lebih berkilau dibanding dengan taffeta yang terbuat dari serat nilon atau rayon.
Perawatan kain taffeta bervariasi, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan. Untuk taffeta berbahan sutra (taffeta silk) disarankan dicuci dengan cara dry clean. Disamping itu, biasanya kain taffeta yang diaplikasikan pada gaun pesta maupun gaun pernikahan lebih baik dalam mencuci diserahkan ke tempat yang sudah professional.
Harga taffeta per meter dimulai Rp35.000 hingga Rp200.000, sementara harga gamis berbahan taffeta umumnya berkisar Rp265.000 hingga Rp750.000.
Organza
Kain organza biasanya terbuat dari serat yang ringan dan halus (seringkali sutra, poliester, atau nilon), yang memberikan kualitas transparan dan hampir halus. Ini sering digunakan berlapis-lapis atau di atas kain padat untuk menciptakan kedalaman atau efek mengambang. Kainnya memiliki kekakuan yang sangat terasa.
Kain dengan bahan organza sering kali memiliki kilau atau kilau halus, yang menambah sentuhan keanggunan dan kecanggihan pada pakaian. Kilauan ini berasal dari cara serat ditenun atau jenis serat yang digunakan. Kain ini juga sangat ringan, sehingga ideal untuk dilapisi tanpa menambah volume. Ini sering digunakan untuk overlay, trim, atau ruffles pada pakaian formal.
Di satu sisi, meski ringan dan tipis, organza bisa terasa gatal dan mengiritasi kulit. Harga kain organza per meter berkisar Rp25.000-Rp120.000 per meter, sementara gamis berbahan ini berkisar Rp125.000-Rp670.000.
Sutra Shantung
Sutra Shantung dikenal karena teksturnya yang tidak beraturan dan tidak rata, sering disebut sebagai "slub". Slub ini adalah bagian serat yang lebih tebal yang ditenun ke dalam kain, sehingga menimbulkan kesan agak kasar dan bergelombang. Tekstur ini membuat kain terlihat lebih alami dan kurang halus dibandingkan sutra lainnya.
Sutra shantung biasanya lebih berat dibandingkan jenis sutra lainnya seperti charmeuse atau sifon. Bobot sedang hingga berat ini memberikan bentuk dan struktur, sehingga cocok untuk pakaian yang lebih formal dan terstruktur seperti gaun malam, gaun pengantin.
Bahan ini dapat mempertahankan bentuknya dengan baik, yang menambah tampilan elegannya. Sayangnya, dikenal karena teksturnya yang kasar dan terasa kasar, sutra shantung lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan sutra lainnya, sehingga membuatnya tidak nyaman untuk dipakai dalam waktu lama.
Harga kain berbahan sutra shantung berkisar Rp150.000-Rp300.000 per meter, sedangkan Harga gamis berkisar Rp600.000-Rp1 juta.
Reporter magang: Thalita Dewanty