Jangan Sampai Salah Langkah, Ini Tips Atur Keuangan Untuk Gen Z
Era ekonomi digitalisasi membuat generasi Z semakin mudah dalam bertransaksi.
Era ekonomi digitalisasi membuat generasi Z semakin mudah dalam bertransaksi.
Jangan Sampai Salah Langkah, Ini Tips Atur Keuangan Untuk Gen Z
Tips Atur Keuangan Untuk Gen Z
Semakin bijak Anda dalam mengatur keuangan, semakin kecil risiko yang akan ditanggung di kemudian hari. Namun, mengatur keuangan tidaklah semudah membandingkan telapak tangan.
Khususnya bagi para generasi Z atau mereka yang lahir di periode 1997-2012.
Era ekonomi digitalisasi membuat generasi Z semakin mudah dalam bertransaksi. Hal ini sebenarnya tidak salah, justru menjadi positif jika transaksi tersebut mendatangkan profit.
Sebaliknya, kemudahan ekonomi digital bisa membuat Anda semakin terperosok dalam keuangan.
Berikut tips mengatur keuangan bagi para generasi Z yang dirangkum dari beberapa referensi:
1. Buat alokasi biaya priorit
Istilah 'gaji hanya sesaat' kerap muncul di kalangan pekerja khususnya generasi Z. Setiap kali gaji sudah masuk ke rekening, beragam promo mulai menggoda Anda untuk berbelanja.
Untuk itu, agar tidak terjerat dengan belanja tidak peruntukannya, biasakan untuk membuat daftar prioritas untuk alokasi belanja.
Pendiri sekaligus CEO dari Buddy, Olle Lind pernah menilai pentingnya membuat daftar pengeluaran berdasarkan skala prioritas. Walaupun terdengar klasik, namun ini bisa menjadi pondasi kesuksesan finansial.
"Saya tahu ini terdengar membosankan tapi mengalokasikan anggaran benar-benar pondasi kesuksesan finansial," kata Lind.
Lind memberi panduan untuk membuat alokasi anggaran belanja bisa dimulai dengan seberapa besar penghasilan dalam sebulan.
Kemudian seberapa besar mengalokasikan anggaran pendapatan untuk menabung setiap bulan.
Terakhir menghitung seberapa besar pengeluaran dalam sebulan dan untuk apa saja keperluan tersebut.
2. Pahami suku bunga
Satu hal yang generasi Z tidak cukup pahami adalah konsep suku bunga.
Singkatnya, berapa besar bunga yang Anda dapatkan atau keluarkan selama satu bulan ini.
Mempelajari suku bunga penting untuk dipahami bagi generasi Z agar lebih bijak dalam berinvestasi.
3. Tingkatkan keterampilan dan bangun jejaring
Generasi Z dihadapkan dengan persaingan ketat. Untuk itu, penting dipertimbangkan agar meningkat potensi keterampilan pada diri Anda.
"Gen Z perlu memprioritaskan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman yang akan membantu mereka secara finansial,” kata pendiri dan CEO Bankless Times, Jonathan Merry.
Merry mengatakan, meningkatkan potensi diri bisa dengan kembali ke sekolah, mengambil pekerjaan baru atau menjadi ahli di bidang yang suatu hari nanti dapat mengarah pada wirausaha.
"Jika Anda ingin mempersiapkan diri untuk kesuksesan finansial jangka panjang, generasi milenial menyarankan untuk mencari mentor dan peluang jaringan," ungkap Merry.
4. Bijak terhadap paylater atau kartu kredit
Kemudahan mendapatkan pinjaman di era ekonomi digitali kerap kali menimbulkan dampak buruk terhadap keuangan. Generasi Z sebaiknya berbelanja sesuai dengan pendapatan.
Jika ingin membeli suatu barang namun nilainya cukup besar, pastikan Anda untuk menabung terlebih dahulu dibandingkan berbelanja menggunakan kartu kredit atau paylater.
"Meskipun mungkin tergoda untuk mengambil pinjaman untuk kuliah, mobil atau pengeluaran lainnya, utang dapat menjadi sebuah lereng licin menjerumuskan Anda, jika tidak berhati-hati," kata Penasihat Keuangan di BizReport, Bailey Schramm.
Menurutnya, utang kartu kredit berbunga tinggi. Hal ini bisa menjadi bencana di masa depan jika tidak segera dibayar dan penggunaanya diatur dengan bijak.
"Utang kartu kredit bisa sangat sulit untuk dilunasi, dan perlu waktu bertahun-tahun untuk keluar dari lubang tersebut," kata dia.
Selain tekanan finansial yang disebabkan oleh utang, hal ini juga dapat berdampak pada nilai kredit Anda. Sehingga lebih sulit untuk mendapatkan persetujuan pinjaman atau kartu kredit di masa depan.
Itulah mengapa sangat penting untuk hidup sesuai kemampuan dan menghindari utang yang melebihi kemampuan keuangan.
"Jika Anda perlu mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit, segera lunasi dan hindari terjerumus ke dalam siklus utang," katanya.
5. Mulai berinvestasi
Anda harus segera mulai berinvestasi meski hanya Rp10.000 atau Rp100.000. Penting untuk mendiversifikasi investasi Anda sejak awal.
Bagi Anda yang masih awam terhadap instrumen investasi, bisa memulainya dengan emas reksadana atau deposito.
CFO dari USA Credit Unions, Marcus Arcabascio, menuturkan, ada kalanya akan muncul sebuah tren investasi yang akan sangat digemari oleh masyarakat. Arcabascio mengingatkan Anda untuk berhati-hati terhadap tren ini.
"Berhati-hatilah dan jangan ikut serta dalam sarana investasi hanya karena hal tersebut sedang populer saat ini," kata dia.
"Jika ada satu hal yang dapat saya sampaikan kepada Gen Z tentang uang, maka hal itu adalah jangan ikut-ikutan," sambung Marcus.
Dia mengatakan, beberapa orang telah menghasilkan banyak uang dari hal-hal seperti real estat tepi laut, NFT, dan mata uang kripto. Namun, hanya karena kelas aset tertentu sedang populer saat ini atau sudah lama populer, tidak menjamin kelas aset tersebut akan tetap populer di masa depan.
6. Menabung untuk masa pensiun
Melinda Jameson, pendiri SuperWAHM, berharap dia segera mendengarkan orang-orang yang mengabarkan menabung untuk masa pensiun.
Dia menuturkan, bagi anak muda, mengurus dokumen yang membosankan saat memilih rencana tidak akan terdengar menarik.
Namun, dalam satu atau dua dekade, Anda akan berterima kasih kepada diri sendiri yang lebih muda karena telah melakukannya.
"Semakin lama Anda menunggu, semakin sulit untuk menebus uang yang seharusnya Anda investasikan di masa pensiun Anda,"
kata Jameson.