OJK Beberkan Tantangan Industri Perbankan di Era Digital, Termasuk Kebocoran Data Nasabah
Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Kemudian, ada risiko strategis termasuk investasi IT (informasi teknologi) yang tidak sejalan dengan strategi bisnis.
OJK Beberkan Tantangan Industri Perbankan di Era Digital, Termasuk Kebocoran Data Nasabah
OJK Beberkan Tantangan Industri Perbankan di Era Digital, Termasuk Kebocoran Data Nasabah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh industri perbankan dalam melakukan loncatan digitalisasi.
"Kita melihat bahwa tranformasi digital ini yang akan dialami semua bank, apakah itu bank umum kemudian BPR, kemudian BPD itu akan menghadapi tantangan-tantangan yang tidak mudah, ada 10 tantangan utama," kata Dian dalam The Finance Executive Forum “The Future of Digitalization and Cyber Crime Mitigation Towards 2045” di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Selasa (14/11).
Dian merinci, tantangan tersebut antara lain kebocoran data nasabah. Ini menjadi penting karena Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) sangat kuat dan sanksinya sangat berat. Sehingga, ini akan menjadi salah satu tantangan besar ketika industri melakukan loncatan digital.
Kemudian, risiko strategis termasuk investasi IT (informasi teknologi) yang tidak sejalan dengan strategi bisnis.
"Ini adalah penggunaan IT, karena IT providernya banyak dengan sistem berbeda-beda dan banyak kejadian bekum tentu match dengan kebutuhan dari strategi bisnis dari setiap individu bank," ujarnya.
Tak hanya itu saja, adanya tantangan dengan ketidakcukupan sumber daya manusia (SDM) yang mana lembaga pendidikan belum banyak melahirkan talent-talent di bidang digital.
"Ini sekarang banyak permintaan oleh pasar bahkan organisasi seperti OJK menghadapi tantangan bersaing dengan swasta, siapa yang paling kuat membayar itu yang memperoleh tenaga ahli IT," ujarnya.
merdeka.com
Selanjutnya, meningkatnya frekuensi insiden operasional dan risiko yang muncul, terkait dengan kejadian dan risiko yang timbul yang dihadapi oleh sistem IT. Bahkan di AS memberikan semacam evaluasi dan mengidentifikasi secara sistematis dalam keamanan siber.
“Di AS itu sendiri sekarang nomor satu tantangan terhadap perekonomian di AS itu adalah serangan siber yang terkait keamanan siber, ransomeware bahkan ada diurutan poertama isunya. Ini dikarenakan penngkatan kecanggihan teknologi yang digunakan penajhat siber sangat luar biasa dan penyebarannya sudah secara global,” jelasnya.
Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital, infrastruktur jaringan komunikasi tidak memadai, risiko inheren dari implementasi TI, termasuk serangan siber, dan risiko pihak ketiga. Serta, regulasi untuk mendorong transformasi dan kolaborasi digital serta menjaga sistem tetap aman dan sehat, dan meningkatnya jumlah kejahatan dan penipuan yang dimungkinkan oleh dunia maya.