Bos SCM Optimis Penonton TV Tetap Tumbuh di Tengah Gempuran Media Digital
Transformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Transformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Bos SCM Optimis Penonton TV Tetap Tumbuh di Tengah Gempuran Media Digital
CEO Surya Citra Media (SCM) Sutanto Hartono menyatakan, transformasi media konvensional menjadi media digital tidak akan menghentikan produksi maupun penikmat dunia televisi.
Justru bagi Sutanto hal itu menjadi tantangan untuk tetap mengembangkan produksi televisi, dengan mengubah cara sistem tayangan yang sebelumnya berupa analog menjadi Set top box (STB) digital.
-
Apa itu TV digital? Apa yang dirasakan Sahid dan banyak penikmat tayangan televisi saat ini merupakan buah dari program ASO. Masyarakat kini bisa menonton film, sinetron, berita, sampai tayangan pendidikan dengan gambar dan suara jauh lebih jernih.
-
Bagaimana cara migrasi ke TV digital? Sahid hanya membeli STB dengan tambahan kabel HDMI. Antena dan TV masih memakai yang lama. Kabel antena yang biasanya dicolok ke televisi kini dipindahkan ke STB. Sementara kabel HDMI dimasukkan ke dalam soket yang tersedia di perangkat TV-nya.
-
Apa yang disampaikan melalui peringatan dini bencana TV Digital? Dengan demikian, informasi kebencanaan hanya akan muncul di siaran TV digital di area yang terdampak, tanpa disiarkan di lokasi lainnya.
-
Apa yang diukur dari *Media Online*? Data in menunjukkan peringkat performa publisher group dalam industri digital berdasarkan total Unique Visitor yang diraih.
-
Mengapa TV Digital digunakan untuk peringatan dini bencana? Sistem EWS yang memanfaatkan jangkauan layanan TV Digital bisa menjangkau sekitar 76 persen populasi di Indonesia.
-
Bagaimana Kominfo PPI mengelola TV digital di daerah 3T? TVRI diberi tugas membangun infrastruktur untuk memancarkan frekuensi TV digital di wilayah 3T yang sering disebut dengan istilah blank spot itu.
"Yang terpenting tetap memproduksi konten-konten yang berkualitas. Apapun platform yang dilihat yang penting adalah kontennya," ujar Sutanto ketika memberikan Studium Generale dengan topik pembahasan Transformasi Industri Media di Era Multiplatform di hadapan dosen dan mahasiswa Akademi Televisi (ATVI), di Studio 5 Emtek City, Jakarta Barat, Kamis (9/11/).
Merdeka.com
Sutanto menjelaskan, dengan beralihnya televisi analog menjadi digital justru akan menyalurkan program televisi secara luas ke seluruh pelosok Indonesia dengan tampilan kualitas yang bagus. Sehingga, akan meningkatkan angka minat masyarakat Indonesia setelah menggunakan set top box di tengah perkembangan media digital.
"Setelah dilakukan analisis switch off, setelah enam bulan berikutnya kita udah back to normal, hampir seratus persen dari populasi yang pada akhirnya menonton televisi kembali," ujar Sutanto.
Merdeka.com
Sutanto menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia tetap tinggi untuk menonton televisi meskipun di era digital.
Dia optimis bahwa peminat masyarakat di Indonesia akan tetap terus ada untuk menonton televisi
"Televisi is still alive, tv is still be watch a view (Televisi tetap hidu, televisi masih berupa tontonan)," ucap Sutanto.
Sementara itu Direktur ATVI, Melitina Tecoalu mengatakan, peran utama media ini sangat besar sebagai jendela informasi.
Sehingga validitas atau kesahihan dalam memeriksa sumber informasi perlu dilakukan dengan selalu mengutamakan etika dan tanggungjawab media.
Untuk itu Pendidikan literasi media (seperti yang diperoleh dalam pembelajaran di ATVI) diperlukan untuk menganalisis informasi dengan lebih kritis. Sehingga transformasi media tersebut dapat disikapi secara bijak, juga membawa peluang yang sangat besar.
"Dengan adanya pengembangan alat dan teknologi untuk memerangi informasi hoaks serta meningkatkan keamanan digital juga merupakan transformasi dalam mengatasi tantangan yang harus dihadapi," pungkas Melitina.
Merdeka.com