Sederet Persoalan Digital dan Internet di Indonesia
Analis Utama Politik Keamanan LAB 45 Christian Guntur Lebang menjelaskan, infrastruktur digital dan akses internet masih menjadi persoalan utama.
infrastruktur digital dan akses internet masih menjadi persoalan utama dalam proses transformasi digital
Sederet Persoalan Digital dan Internet di Indonesia
Analis Utama Politik Keamanan LAB 45 Christian Guntur Lebang menjelaskan, infrastruktur digital dan akses internet masih menjadi persoalan utama dalam proses transformasi digital di Indonesia.
Hal ini ditemukan dalam sejumlah indeks internasional yang mengukur proses transformasi digital di berbagai negara.
Posisi Indonesia cenderung berada di tengah-tengah. Meskipun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Permasalahan lain yang dihadapi Indonesia adalah isu sumber daya manusia.
"Termasuk isu talenta digital yang dibutuhkan bagi sektor ekonomi digital hingga birokrasi, serta terkait tingkat literasi digital pada masyarakat umum," ujar Christian Guntur dalam keterangannya, Selasa (24/10).
Seminar membahas seperti apa tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Indonesia dalam proses transformasi digital, serta bagaimana sebaiknya Indonesia mendorong akselarasi transformasi digital berjalan dengan baik.
Seminar ini merupakan kerja sama antara lembaga riset Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo menekankan, transformasi digital di Indonesia memiliki tantangan keamanan siber yang belum optimal. Akibat buramnya batasan ruang siber yang bisa dimanfaatkan oleh aktor-aktor ancaman.
“Salah satu ancaman yang nyata di Indonesia adalah terkait perlindungan data pribadi serta maraknya kebocoran data. Terutama di tengah perkembangan teknologi yang terus menerus membutuhkan data yang seringkali tanpa pengawasan yang layak dari otoritas yang berkuasa,” ujar Sulistyo.
Untuk itu, lanjut Sulistyo, dibutuhkan tiga hal utama untuk memastikan transformasi digital berjalan dengan aman.Yakni, memandang keamanan siber sebagai enabler, membangun budaya keamanan siber hingga pentingnya kemampuan deteksi ancaman dan respons yang mumpuni.
Sementara itu, Wakil Dekan FISIP Unsri, H. Azhar menyampaikan, pilar-pilar hukum dan kemitraan pentahelix menjadi komponen penting dalam mengakselarasi transformasi digital dari sudut pandang pendidikan tinggi di Indonesia.
Lebih jauh, lanjut Azhar, pilar kemitraan antara perguruan tinggi dan pemerintah penting untuk dapat mencegah berbagai ancaman digital yang marak terjadi, terutama di media sosial.
Seminar dibuka oleh Dekan FISIP Unsri Prof. Dr. Alfitri. Sebagai pembicara dihadiri oleh Christian Guntur Lebang, Sulistyo, H. Azhar serta dimoderatori oleh Dosen Hubungan Internasional Unsri Abdul Halim.