Jaringan Distribusi Kuat Jadi Kunci Sukses Bisnis FMCG di Indonesia
Hal ini yang membawa pengaruh baik sektor produk konsumsi, terutama dalam hal pendistribusian barang hingga lebih cepat sampai ke tangan Konsumen.
Masifnya pembangunan infrastruktur memperlancar arus transportasi, memangkas waktu perjalanan hingga 50 persen. Hal ini ternyata mampu menekan biaya logistik menjadi 14 persen, serta meningkatkan perpindahan orang, distribusi barang, dan pertumbuhan jasa.
Hal ini yang membawa pengaruh baik sektor produk konsumsi, terutama dalam hal pendistribusian barang hingga lebih cepat sampai ke tangan Konsumen.
- Konsisten Pemberdayaan UMKM, BRI Menjadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
- Riset: Konsumsi Masyarakat Tetap Stabil di Lebaran 2024 Meski Alami Tekanan Inflasi dan Kenaikan Harga
- Produksi Berlimpah, Menteri Agus Sebut 5 Sektor Olahan Makanan dan Minuman di Indonesia Ini Bisa Berkembang Pesat di RI
- Kementerian Ini Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Depan
Analis Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, di tengah ketatnya persaingan di sektor produk konsumsi, untuk memenangkan pasar, memiliki jaringan distribusi yang kuat menjadi salah satu kunci penting, selain faktor inovasi dan diversifikasi produk.
Salah satu perusahaan di kategori ini yang memiliki jaringan distribusi yang kuat adalah Unilever, dengan begitu pangsa pasarnya masih bertahan.
Unilever dikenal memiliki jaringan distribusi yang luas, memungkinkan mereka menjangkau konsumen di berbagai wilayah, dari perkotaan hingga pedesaan. Nafan juga menyoroti kemampuan inovasi dan riset dan pengembangan produk Unilever yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan pasar.
Inovasi dan Riset
Selain itu, Unilever terus beradaptasi dengan perkembangan digital, memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk memperluas jangkauan produknya.
"Dengan meningkatnya tren belanja online, strategi pemasaran digital yang dilakukan Unilever berhasil meningkatkan penjualan dan loyalitas konsumen," ujar Nafan.
Melalui kombinasi faktor-faktor tersebutlah, Unilever masih berpotensi besar untuk tumbuh dan tetap menjadi pemimpin di industri FMCG Indonesia.
"Jika Unilever terus melanjutkan inovasinya yang sesuai dengan kebutuhan pasar, mereka akan mampu mempertahankan profitabilitas dan bahkan memperluas pangsa pasar di masa mendatang," tutup Nafan.