Jokowi: Indonesia Harus Jadi Negara Maju dengan Cara Apa Pun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia harus menjadi negara maju. Sebab, pada tahun 2030 populasi Indonesia didominasi dengan usia 15-30, jumlah ini sangat mumpuni jika memiliki kapasitas mumpuni sebagai sumber daya manusia andal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia harus menjadi negara maju. Sebab, pada tahun 2030 populasi Indonesia didominasi dengan usia 15-30, jumlah ini sangat mumpuni jika memiliki kapasitas mumpuni sebagai sumber daya manusia andal.
"Kita sekarang negara berkembang tapi keinginan jadi negara maju itu harus dengan cara apa pun, harus," ujar Jokowi dalam muktamar ke-18 PP Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
Di samping itu, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Jika sumber daya alam tersebut dikelola dengan SDM andal, maka sebuah keniscayaan Indonesia dapat keluar dari negara berkembang menjadi negara maju.
Jokowi pun mengambil contoh Korea Selatan dan Taiwan. Kedua negara tersebut menjadi negara maju karena mampu memproduksi hal-hal yang dibutuhkan oleh industri dan memiliki nilai tambah. Sebaliknya, negara di Amerika Latin, berpuluh-puluh tahun menjadi negara berkembang karena membiarkan sumber daya alam tidak memiliki nilai tambah.
"Mereka bisa melompat menjadi negara maju karena memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Oleh sebab itu, kita juga harus memiliki produk barang yang negara lain tergantung pada kita, dan bahan-bahan mentahnya ada di Indonesia semuanya," pungkasnya.
Pembahasan mengenai Indonesia agar menjadi negara maju sebelumnya pernah disinggung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia menyampaikan, bagi suatu negara keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) bukan perkara sederhana. Bahkan, dia menuturkan, tidak mustahil negara dengan pendapatan tinggi, turun menjadi pendapatan menengah.
"Selama 50 tahun terakhir enggak lebih dari 20 negara di dunia yang mampu lepaskan diri dari low, middle, menjadi high income. Ada sih yang keluar dari low income menjadi middle. Tapi begitu di middle income tetap stay lama banget. Bahkan ada high income turun lagi menjadi middle seperti Argentina," ucap Sri Mulyani saat menyampaikan kuliah umum di STKIP PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis (2/2).
Dia mengambil contoh negara di kawasan Asia, Taiwan, Singapura, Korea Selatan mampu menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi karena melakukan rangkaian beragam investasi penopang kemajuan sebuah negara maju. Dan proses tersebut membutuhkan durasi panjang.
Perempuan yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjabarkan ciri-ciri menjadi sebuah negara berpenghasilan tinggi setidaknya harus mencapai 3 unsur.
Pertama, SDM yang unggul. Sri Mulyani menuturkan, negara-negara berpenghasilan tinggi secara agresif melakukan investasi pada sistem pendidikan kesehatan yang unggul. Para anak muda di negara tersebut kemudian dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pengetahuan lebih luas.
Para pelajar atau masyarakat negara maju juga diberikan dana untuk riset dan development dan berbagai hasil riset kemudian dipatenkan. Dari produk yang dipatenkan masuk ke dalam industri. Unsur kedua adalah infrastruktur yang baik. Sri Mulyani menegaskan tidak ada negara high income dengan infrastruktur bobrok.
"Infrastruktur bagus dia bisa mendorong mobilitas masyarakat. Interaksi itu menimbulkan inovasi," ucapnya.
Terakhir, sistem yang mendukung. Menurut Sri Mulyani, membangun sistem bukan perkara sederhana. Namun, sistem dibangun berdasarkan kondisi lapangan dan analisa yang dilalui.
Baca juga:
Optimalkan Bonus Demografi, Jokowi Tak Ingin Pemuda Jadi Beban Negara
Golkar Serahkan ke Jokowi Soal Pengganti Menpora Zainudin Amali
Jokowi Tak Ingin Indonesia Seperti Amerika Latin, Ini Alasannya
Jokowi: Kalau Bonus Demografi Tidak Digarap Secara Baik, Ini akan Jadi Beban Kita
Surya Paloh Ungkap Sikap Jokowi Soal Sistem Pemilu
Jokowi: Pemindahan Ibu Kota Selesai 15-20 Tahun