Jokowi Kaget Target Investasi di LPI Capai USD 20 Miliar dalam 2 Bulan
Jokowi mengungkapkan, untuk modal awal INA akan memperoleh dana Rp75 triliun. Rinciannya terdiri atas dana tunai pemerintah senilai Rp15 triliun dan saham-saham milik BUMN senilai Rp50 triliun.
Presiden Joko Widodo mengaku terkejut saat mendengar bocoran dari Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait target realisasi investasi dari Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di dua bulan operasi yang mencapai USD 20 miliar. Sebab, Jokowi menilai target investasi tersebut amatlah besar.
"Saya tadi bisik-bisik ke bu Menkeu, awal-awal ini mungkin 1 sampai 2 bulan ini target yang masuk ke SWF kita berapa?. Dijawab Bu Menkeu ya kira-kira USD 20 miliar. Duit yang gede banget," tegasnya dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 di Jakarta, Jumat (15/1).
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Bagaimana Jokowi ingin meningkatkan aksesibilitas ke IKN untuk mendukung investasi? Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Jokowi mengungkapkan, untuk modal awal INA akan memperoleh dana Rp75 triliun. Rinciannya terdiri atas dana tunai pemerintah senilai Rp15 triliun dan saham-saham milik BUMN senilai Rp50 triliun.
"Pemerintah akan menyetorkan modal awal tunai sebesar Rp 15 triliun dan saham BUMN sebesar Rp 50 triliun. Kalau yang tadi 20 miliar USD, ini rupiah. Untuk INA. Untuk INA," jelas dia.
Jokowi menilai modal besar INA tersebut dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan anggaran Indonesia yang besar. Kemudian demi meningkatkan arus Foreign Direct Investment (FDI) dan menurunkan rasio utang Indonesia.
"Pembentukan SWF ini sangat diperlukan untuk memenuhi pembiayaan yang semakin besar ke depan. Juga untuk meningkatkan tingkat FDI Indonesia dan juga untuk menurunkan rasio utang terhadap PDB Indonesia," imbuh dia.
Oleh karena itu, presiden Jokowi berharap INA akan menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum maupun kelembagaan.
"INA juga diharapkan andal dan terpercaya untuk pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan berkelanjutan," ujar dia mengakhiri.
Baca juga:
Presiden Jokowi Bilang Kehadiran LPI Bakal Turunkan Rasio Utang Indonesia
Pemerintah Yakin LPI Mampu Tarik Investasi Rp 225 T, Berikut Alasannya
Lembaga Pengelola Investasi Ditargetkan Bisa Beroperasi di Kuartal I-2021
Bos Waskita Karya Nilai Kehadiran LPI Bakal Angkat Kinerja
DPR Terima Nama Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi
Tanri Abeng: BUMN Berpotensi Tarik Investasi Asing ke Indonesia