Jokowi Minta Fintech Mudahkan Akses Bagi Masyarakat Tak Terjangkau Layanan Perbankan
Presiden Joko Widodo meminta pembiayaan financial technology atau teknologi finansial harus didorong dengan produktif. Jokowi juga ingin adanya fintech memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan.
Presiden Joko Widodo meminta pembiayaan financial technology atau teknologi finansial harus didorong dengan produktif. Jokowi juga ingin adanya fintech memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan.
"Pembiayaan fintech juga harus didorong dengan produktif, membangun kemudahan akses, memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan," katanya saat pidato di OJK Virtual Innovation Day 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/10).
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
Selain itu, adanya fintech mesti membantu pelaku UMKM agar lebih banyak melakukan transaksi digital yang minim aktivitas fisik. Serta membangun UMKM untuk naik kelas dan masuk ke go digital.
"Saya titip kepada OJK dan pelaku usaha dalam ekosistem ini untuk memastikan inklusi keuangan yang kita kejar yang harus diikuti dengan literasi keuangan dan literasi digital, agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," tuturnya.
Kepala Negara juga meminta inklusi keuangan harus memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat. Khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah.
"Menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial, menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konvensional," pungkasnya.
Tidak Berpusat di Jawa
Jokowi juga meminta provider keuangan digital harus berorientasi kepada Indonesia sentris, merata hingga ke pelosok penjuru Tanah Air.
"Provider keuangan digital juga harus berorientasi Indonesia sentris, tidak hanya berpusat di Jawa saja, tetapi membantu mempercepat transformasi keuangan digital hingga pelosok ke seluruh penjuru tanah air kita," ujarnya.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital. Hal itu dimulai dari desa dan dari pinggiran.
"Bukan hanya agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa dari industri keuangan, tapi juga untuk memfasilitasi kewirausahaan mereka dengan risiko yang rendah," ucap eks Wali Kota Solo itu.
Jokowi berharap ekosistem keuangan digital yang tangguh dan berkelanjutan harus terus dijaga untuk mendorong percepatan pergerakan ekonomi nasional yang inklusif. Serta berkontribusi lebih besar pada upaya pemulihan ekonomi yang sedang pemerintah lakukan.
"Komitmen, keberpihakan, dan kerja keras Bapak Ibu sekalian sangat ditunggu oleh pelaku pelaku ekonomi utamanya pelaku ekonomi kecil khususnya juga usaha mikro kecil dan menengah untuk segera bangkit dari dampak pandemi Covid-19 dan terfasilitasi untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang bermunculan," pungkasnya.
Baca juga:
Raih Pendanaan Rp2,1 Triliun, Ajaib Jadi Unicorn Fintech Investasi Pertama di ASEAN
Tren Pembayaran Digital Kala Pandemi: Metode e-Wallet Paling Populer?
Sekitar 100 Startup Indonesia Raih Total Pendanaan US$ 3,8 Miliar di Semester I
Ini Tiga Impian Xendit Sebagai New Startup Unicorn, Satu Impiannya Bikin Bangga
Mantan Menko Ekonomi dan Ketum Kadin Diangkat Menjadi Komisaris Kredivo
Arsjad Rasjid dan Darmin Nasution Jabat Komisaris Kredivo
OY! Indonesia Dapat Suntikan Dana Segar Rp 443,2 Miliar