Jokowi: Pemindahan Ibu Kota Cita-Cita Bung Karno Sejak 1957
Namun, rencana besar itu tertahan karena adanya pergolakan besar. Ambisi itu kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto, tapi lagi-lagi gagal karena alasan serupa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, rencana pemindahan ibu kota baru ke ibu kota negara (IKN) Nusantara bukan datang tiba-tiba. Ambisi besar ini sudah pernah dikoarkan dua presiden sebelumnya, yang diawali cita-cita Soekarno (Bung Karno) pindah ibu kota ke Palangkaraya sejak 1957.
"IKN Nusantara, kenapa dilakukan pemindahan ini? Ini sudah dimulai, gagasan besar ini, sejak tahun 1957 oleh Bung Karno," kata Jokowi, Selasa (1/3/2022).
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Siapa yang menganiaya ibu kandungnya di Pekanbaru? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Di mana letak ibu kota Garut? Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul.
-
Di mana lokasi ibu kota baru Mesir? Ibu kota baru Mesir ini dirancang seluas 700 kilometer persegi atau kira-kira seukuran Singapura.
-
Bagaimana Palangka Raya disiapkan menjadi calon Ibu Kota? Di tahun yang sama, Soekarno semakin optimis dan menggencarkan promosi Palangka Raya sebagai calon ibu kota negara. Keyakinan Soekarno sederhana, karena saat itu Pemerintah Republik Indonesia belum pernah membuat kota sendiri secara mandiri. Pemerintahan Soekarno pun jor-joran membangun sejumlah fasilitas di tengah kondisi negara yang baru saja merdeka.
-
Kapan Palangka Raya ditetapkan menjadi calon Ibu Kota? Gagasan ini sebelumnya dilemparkan oleh Presiden Soekarno pada 1950-an lalu. Saat itu, Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.
Namun, rencana besar itu tertahan karena adanya pergolakan besar. Ambisi itu kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto, tapi lagi-lagi gagal karena alasan serupa.
"Tetapi karena ada pergolakan sehingga direm oleh Bung Karno tahun 1957. Zaman Pak Harto juga mau dipindah di Jawa Barat, di Jonggol, batal juga batal karena ada pergolakan di 97-98," tuturnya.
Kajian Lama
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas menyimpulkan, rencana pemindahan ibu kota baru merupakan kajian yang sudah lama sekali. Menurutnya, jika kajian tersebut tidak dieksekusi, maka sampai kapan pun tidak akan pernah terjadi.
"Memang butuh keberanian, ada risikonya dari situ. Tapi kita tahu kita ingin pemerataan bukan Jawa sentris, tapi Indonesia sentris," tegas dia.
Tapi, karena ibu kota dan kegiatan bisnis semuanya berpusat di Jakarta, maka pemerataan ekonomi tidak pernah terjadi.
Jokowi mengatakan, saat ini 58 persen pendapatan domestik bruto (PDB) nasional masih berada di Pulau Jawa. Padahal, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil.
"Perputaran itu 58 persen di Jawa, sehingga marketnya semua ada di jawa. Orang pengen kerja lari ke jawa, khususnya jakarta, karena magnet ekonomi ada di sini," ujar dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)