Jumlah penumpang melonjak, penerbangan ke Banyuwangi diperbanyak
"Jadi dalam sehari ada penerbangan Garuda Indonesia sebanyak dua kali, dan Wings Air sebanyak dua kali."
Lonjakan jumlah penumpang ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, membuat maskapai penerbangan mulai menambah frekuensi penerbangan ke daerah di ujung timur Pulau Jawa tersebut. Dalam rencananya, per 30 Oktober 2016, frekuensi penerbangan ke Banyuwangi dari Surabaya bertambah menjadi empat kali dalam sehari dari sebelumnya hanya tiga kali sehari.
"Jadi dalam sehari ada penerbangan Garuda Indonesia sebanyak dua kali, dan Wings Air sebanyak dua kali. Totalnya empat kali dalam sehari. Pilihan waktunya juga makin lengkap dari pagi hingga sore hari, sehingga memudahkan para wisatawan, dunia usaha, dan masyarakat luas untuk menuju ke Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (15/10).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa saja tempat wisata yang hits dan terbaru di Banyuwangi? Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
-
Siapa yang mendapat bantuan pangan di Banyuwangi? Penerima bantuan panga di Banyuwangi sebanyak 129.050 kepala keluarga (KK). Setiap KK mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 Kg selama 6 bulan mulai Januari- Juni 2024.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
Anas optimistis, penambahan frekuensi terbang tersebut semakin mendorong perekonomian Banyuwangi ke arah yang semakin baik. Penambahan frekuensi juga menunjukkan geliat perekonomian di daerah tersebut.
Ke depan, dengan beroperasinya terminal baru Bandara Blimbingsari Banyuwangi, frekuensi maupun jumlah penumpang diprediksi bakal terus meningkat. Saat ini, terminal baru berkonsep arsitektur hijau dengan nyaris tanpa AC tersebut sedang memasuki tahap akhir, dan dijadwalkan akan diresmikan pada awal 2017.
"Terminal baru akan menjadi ikon baru yang bisa menarik perhatian wisatawan. Ini adalah terminal bandara berkonsep hijau pertama di Indonesia. Tanpa AC dengan arsitektur yang sangat unik dan berkarakter," ungkapnya.
Tercatat, jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 71.000 penumpang. Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120.000 orang.
Menurutnya, keberadaan bandara yang mempermudah akses wisatawan dan dunia usaha ikut menggerakkan perekonomian Banyuwangi. Berdasarkan data BPS, pendapatan per kapita warga melonjak 80 persen dari Rp20,8 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp37,5 juta per tahun pada 2015. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) naik 85 persen dari Rp 32,4 triliun (2010) menjadi Rp60,2 triliun (2015).
Namun, Anas mengakui masih ada problem soal kesenjangan. Indeks Ketimpangan atau Gini Ratio Banyuwangi sudah turun dari 0,33 menjadi 0,29. Gini ratio adalah indeks ketimpangan yang diukur dari skala 0 sampai 1. Semakin mendekati nol, semakin baik.
"Ini berat karena banyak faktor. Tapi perlahan terus kami kurangi. Salah satu caranya dengan membuka banyak destinasi dan aktivitas ekonomi untuk membikin sentra pertumbuhan baru," pungkas Anas.
Baca juga:
Jokowi sebut Kayong Utara punya potensi wisata pantai, harus ditata
Menko Luhut evaluasi kebijakan bebas visa pada ratusan negara
Kapal pesiar bawa 92 turis Eropa bersandar di Belawan
Mendag: Pariwisata tak laku kalau tak ada infrastruktur
Izin investasi rumit bikin sektor pariwisata RI lemah